GemercikNews- Tasikmalaya (18/12), Perlawanan dari pembangunan Bandara NYIA (New Yogyakarta International Airport) diwarnai dengan aksi mahasiswa dari beberapa fakultas Universitas Siliwangi. Aksi dilakukan di lingkungan Kampus Universitas Siliwangi, pada Senin sore Pukul 15.30, (18/12).
Mahasiswa yang menggelar aksi ini, menyampaikan beberapa orasi untuk menggugah mahasiswa agar peduli dengan isu-isu di masyarakat. Mereka juga ikut menyoroti dehumanisasi aparat atau disebut juga tindakan represif yang dilakukan oleh aparat terhadap masyarakat dan aktivis setempat di daerah Kulonprogo.
Koordinator Lapangan Aksi, Agus menjelaskan tujuan aksi mereka adalah untuk mengangkat isu pengalihan fungsi lahan yang terjadi di Kulonprogo, dehumanisasi aparat terhadap masyarakat Kulonprogo.
Agus juga memaparkan bahwa aksi ini diliput oleh media massa Tasikmalaya agar esensi dari aksi tersampaikan kepada masyarakat. “Aksi kami ini berharap bisa diviralkan di Media Sosial dan kami juga mengundang Media Massa yang ada di Tasikmalaya dengan tujuan supaya nanti pesan kami sampai ke Masyarakat Kulon Progo. Selain itu juga kami berjuang untuk mereka, dan mereka tidak hanya berjuang sendiri," tuturnya.
Ia juga menuturkan bahwa lahan Pertanian yang dijadikan sebagai pembangunan NYIA (New Yogyakarta International Airport) di Kulonprogo ini memakan lahan 637 HA, terdiri dari 300 ha lahan produktif dan 337 ha lahan pemukiman warga. Total jiwa dari pemukiman desa adalah 11.501 jiwa (2.875 KK). Berdasarkan data di lapangan tidak sampai 40% masyarakat yang tidak setuju akan penggusuran dan sisanya setuju karena beberapa faktor yaitu mendapatkan ganti rugi padahal bukan hak milik mereka.
Usai melakukan
orasi dibawah guyuran hujan mahasiswa tetap menjalankan penggalangan dana untuk
korban bencana di Sindangkerta, Tasikmalaya. Penggalangan dana dilakukan di sekitar area depan Kampus
Universitas Siliwangi. (Isma&Vika)
No comments:
Post a Comment