Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi melakukan Aksi Solidaritas Kendeng di kampus Universitas Siliwangi kemarin pagi, Rabu (22/03). Sejak pukul 07.30 WIB, seluruh massa aksi yang merupakan mahasiswa Fakultas Agama Islam melakukan briefing kemudian pada pukul 08.30 WIB massa aksi memulai long march di lingkungan Universitas Siliwangi. Massa aksi mengimbau kepada mahasiswa Universitas Siliwangi untuk mengikuti aksi ini.
Aksi ini merupakan pernyataan sikap mahasiswa FAI atas penolakan penambangan dan pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya di media yang ada di Indonesia, bahwa penolakan ini merupakan upaya untuk menjaga kedaulatan dan kesejahteraan masyarakat Rembang Jawa Tengah.
Pernyataan sikap dari massa aksi yakni:
Massa aksi yang turun ke jalan ini berorasi dan terus mengajak mahasiswa Universitas Siliwangi turun ke jalan, “Bukan atas nama kepentingan, ekonomi dan politik, tapi atas nama keadilan,” teriak salah satu massa aksi. Adapun salah satu mahasiswa bidikmisi mengungkapkan, “Bidikmisi uang dari rakyat bukan dari pemerintah!”
Pada banner yang dipegang oleh massa aksi terpampang bahwa “Duka Kendeng, Duka FAI. Kami peduli.. Anda?”. Tulisan ini menjelaskan bahwa massa aksi mengajak mahasiswa UNSIL ikut peduli terhadap masyarakat di Jawa Tengah, terutama petani yang tertindas atas apa adanya kebijakan ini.
Muhammad Ikhsan sebagai Koordinator Lapangan Aksi Solidaritas Kendeng ini menjelaskan latar belakang terjadinya aksi ini, “Latar belakang ditolak karena ada aliran sungai yang merupakan sumber air, di Pati, Rembang dan sekitarannya. Ada pula lahan milik petani, lahan mereka digusur, lahan penghidupan mereka otomatis hilang,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa Ganjar Pranowo dengan seenaknya melangkahi hukum yang berlaku pada putusan Mahkamah Agung yang menggagalkan SK Gubernur Jawa Tengah No.660.1/17 tahun 2012 tanggal 7 Juli 2016 tentang izin lingkungan kegiatan penambangan oleh PT. Semen Gresik Tbk di Kabupaten Rembang Jawa Tengah, “Lalu kemudian membuat SK baru dengan hanya mengubah nama saja. Itu menurut kami merupakan penghianatan terhadap kesepakatan bersama dan keputusan MA. Pelanggaran hukum lah,” jelas Koorlap Aksi itu.
Diharapkan pula output dari aksi ini adalah pengiriman surat secara langsung kepada Pemerintah Daerah Jawa Tengah, “Masalah diindahkan atau tidaknya silakan, kalau misalkan tidak diindahkan kita akan turun aksi lagi, mungkin lebih besar lagi se-UNSIL, insyaallah,” jelas Ikhsan. Adapun terhadap petani, massa aksi akan memberikan pernyataan sikap. Tindakan lainnya adalah menjalin komunikasi dengan BEM FAI seluruh Indonesia, “Konsolidasi mengenai masalah ini, mereka juga akan mengadakan aksi dalam waktu dekat,” tambahnya.
Mahasiswa FAI akan terus berikhtiar dan melakukan konsolidasi dengan pihak DPRD Jawa Tengah, BEM fakultas yang ada di seluruh Universitas Siliwangi juga BEM yang ada di luar Universitas Siliwangi, “Baru sedikit yang mengatasnamakan organisasi mahasiswa yang turun untuk masalah ini, itu yang jadi pertanyaan sebenarnya, mahasiswa ke mana?” ujar Ikhsan.
“Kami dari mahasiswa Fakultas Agama Islam menyatakan sikap peduli terhadap nasib petani Rembang, khususnya Kendeng, yang mana kemanusiaan mereka tengah diguncang, tengah diinjak-injak. Kita selaku mahasiswa sudah sepantasnya bersikap, tidak hanya berdiam diri, tidak hanya bungkam. Kita jangan mau dibungkam, kita jangan mau dibentukan horizontal saja. Kita harusnya juga mengawal pemerintahan yang ada. Meskipun ini berada di daerah lain, di Jawa Tengah, kami mengajak mahasiswa FAI kepada seluruh mahasiswa umumnya dan khususnya mahasiswa UNSIL untuk mengadakan diskusi dengan kami tentang permasalahan ini dan permasalahan apapun yang ada di Indonesia dan UNSIL serta di lingkungan sekitar kita,” kata Ikhsan.
Massa aksi membubarkan diri pada pukul 11.15 WIB setelah sebelumnya kembali long march di lingkungan Universitas Siliwangi sembari berorasi di hadapan mahasiswa yang berlalu-lalang di area kampus ini.
Reporter Peliputan : Iftihal dan Rina
Photographer : Aliffian
This writing has been edited by Fiqhi and posted by Sne.
Pernyataan sikap dari massa aksi yakni:
- Menuntut Gubernur Jawa Tengah untuk dengan kesadaran meminta maaf dan mencabut surat keputusan No. 600.1/30 tahun 2016 tentang izin lingkungan kegiatan penambangan bahan baku semen dan pembangunan serta pengoperasian pabrik semen PT. Semen Indonesia Tbk di Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah.
- Menuntut Gubernur Jawa Tengah agar tidak berbohong dan menepati janji yang sudah diucapkan di media: “Jika masyarakat menang di jalur hukum, maka tidak akan ada pabrik semen”.
- Batalkan operasional PT. Semen Indonesia (PT. Semen Gresik).
- Menuntut Gubernur Jawa Tengah untuk bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan.
- Menuntut DPRD 1 Jawa Tengah untuk memakzulkan Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah karena telah melanggar keputusan MA.
Massa aksi yang turun ke jalan ini berorasi dan terus mengajak mahasiswa Universitas Siliwangi turun ke jalan, “Bukan atas nama kepentingan, ekonomi dan politik, tapi atas nama keadilan,” teriak salah satu massa aksi. Adapun salah satu mahasiswa bidikmisi mengungkapkan, “Bidikmisi uang dari rakyat bukan dari pemerintah!”
Pada banner yang dipegang oleh massa aksi terpampang bahwa “Duka Kendeng, Duka FAI. Kami peduli.. Anda?”. Tulisan ini menjelaskan bahwa massa aksi mengajak mahasiswa UNSIL ikut peduli terhadap masyarakat di Jawa Tengah, terutama petani yang tertindas atas apa adanya kebijakan ini.
Muhammad Ikhsan sebagai Koordinator Lapangan Aksi Solidaritas Kendeng ini menjelaskan latar belakang terjadinya aksi ini, “Latar belakang ditolak karena ada aliran sungai yang merupakan sumber air, di Pati, Rembang dan sekitarannya. Ada pula lahan milik petani, lahan mereka digusur, lahan penghidupan mereka otomatis hilang,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa Ganjar Pranowo dengan seenaknya melangkahi hukum yang berlaku pada putusan Mahkamah Agung yang menggagalkan SK Gubernur Jawa Tengah No.660.1/17 tahun 2012 tanggal 7 Juli 2016 tentang izin lingkungan kegiatan penambangan oleh PT. Semen Gresik Tbk di Kabupaten Rembang Jawa Tengah, “Lalu kemudian membuat SK baru dengan hanya mengubah nama saja. Itu menurut kami merupakan penghianatan terhadap kesepakatan bersama dan keputusan MA. Pelanggaran hukum lah,” jelas Koorlap Aksi itu.
Diharapkan pula output dari aksi ini adalah pengiriman surat secara langsung kepada Pemerintah Daerah Jawa Tengah, “Masalah diindahkan atau tidaknya silakan, kalau misalkan tidak diindahkan kita akan turun aksi lagi, mungkin lebih besar lagi se-UNSIL, insyaallah,” jelas Ikhsan. Adapun terhadap petani, massa aksi akan memberikan pernyataan sikap. Tindakan lainnya adalah menjalin komunikasi dengan BEM FAI seluruh Indonesia, “Konsolidasi mengenai masalah ini, mereka juga akan mengadakan aksi dalam waktu dekat,” tambahnya.
Mahasiswa FAI akan terus berikhtiar dan melakukan konsolidasi dengan pihak DPRD Jawa Tengah, BEM fakultas yang ada di seluruh Universitas Siliwangi juga BEM yang ada di luar Universitas Siliwangi, “Baru sedikit yang mengatasnamakan organisasi mahasiswa yang turun untuk masalah ini, itu yang jadi pertanyaan sebenarnya, mahasiswa ke mana?” ujar Ikhsan.
“Kami dari mahasiswa Fakultas Agama Islam menyatakan sikap peduli terhadap nasib petani Rembang, khususnya Kendeng, yang mana kemanusiaan mereka tengah diguncang, tengah diinjak-injak. Kita selaku mahasiswa sudah sepantasnya bersikap, tidak hanya berdiam diri, tidak hanya bungkam. Kita jangan mau dibungkam, kita jangan mau dibentukan horizontal saja. Kita harusnya juga mengawal pemerintahan yang ada. Meskipun ini berada di daerah lain, di Jawa Tengah, kami mengajak mahasiswa FAI kepada seluruh mahasiswa umumnya dan khususnya mahasiswa UNSIL untuk mengadakan diskusi dengan kami tentang permasalahan ini dan permasalahan apapun yang ada di Indonesia dan UNSIL serta di lingkungan sekitar kita,” kata Ikhsan.
Massa aksi membubarkan diri pada pukul 11.15 WIB setelah sebelumnya kembali long march di lingkungan Universitas Siliwangi sembari berorasi di hadapan mahasiswa yang berlalu-lalang di area kampus ini.
“Apa yang kalian lakukan hari ini, adalah sejarah untuk masa depan” –IMR-
Reporter Peliputan : Iftihal dan Rina
Photographer : Aliffian
This writing has been edited by Fiqhi and posted by Sne.
No comments:
Post a Comment