Semoga pemimpin baru kedepannya lebih memperhatikan
tentang fasilitas yang paling penting bagi mahasiswa, yakni buku. Mungkin
pemimpin-pemimpin selanjutnya dapat mempertimbangkan dengan diadakannya acara
rutin tentang kajian buku, atau bazar buku, atau seminar dan bedah buku, apapun
tentang buku yang lebih menarik minat baca mahasiswa—dan usahakan rutin.
Saya berharap UNSIL menjadi kampus yang punya
orientasi Membaca Buku Mendunia. Buku
itu jendela dunia, namun sayangnya sedikit sekali mahasiswa di era serba
digital sekarang yang mencintai dan menikmati membaca buku. Membaca itu harus
tuntas. Jika hanya membaca quotes-quotes di
twitter atau instagram, hanyalah pernyataan yang terpotong. Menurut saya,
estetik dan makna dari sebuah ilmu tak bisa tersampaikan jika hanya
sepotong-sepotong.
Saya harap para ‘wakil mahasiswa’ dapat lebih mampu
menginterupsi lembaga untuk memfasilitasi kampus dengan buku-buku yang
berkualitas. Lebih tertatanya perpustakaan pusat dan didirikannya perpustakaan di
setiap fakultas. Buku-buku dituntut baru dan lengkap. Citra universitas menurut
saya dapat dilihat dari bagus atau tidaknya perpustakaan, terlepas dari
insfrastruktur atau SDMnya.
Kecintaan mahasiswa terhadap buku pun harus terus
dipupuk. Percuma jika hanya pihak lembaga yang mengusahakan namun tak ada
kesadaran dari mahasiswanya sendiri untuk menyukai membaca.
Bagaimana kita mau
jadi world class, kalau membaca buku
saja tidak suka?
Saya berpikir, dari seringnya kita membaca buku dapat
merubah dan membentuk pola pikir yang lebih variatif. Membaca buku dapat
memberikan banyak manfaat. Rugilah bangsa ini, jika budaya membaca masih rendah
sampai berabad-abad kedepan.
Semoga kita semakin peduli, khususnya dikalangan
mahasiswa.
Rosi Risalah -- FISIP 2015
Suka menulis? Punya karya sastra? Suka beropini? Ingin menyalurkan aspirasi?
Kirim ke redaksi.persmaunsil@gmail.com
Kami menampung karya dan aspirasi Mahasiswa Universitas Siliwangi
No comments:
Post a Comment