Catatan Penghujung Tahun : Legislatif Heavy di ORMAWA Kampus - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Sunday, 16 October 2016

Catatan Penghujung Tahun : Legislatif Heavy di ORMAWA Kampus

             

Sumber Foto :http://www.hatikupercaya.com/renungan-menjelang-akhir-tahun.html 

Tidak terasa rotasi kepengurusan ORMAWA kampus berlambangkan maung sudah sebentar lagi dilaksanakan melalui pesta demokrasi mahasiswa. MAM (Musyawarah Akbar Mahasiswa) sudah menanti di awal bulan ke sebelas. Catatan di penghujung tahun menjadi satu fokus tersendiri karena peristiwa ini menjadi sejarah baru dalam berlangsungnya demokrasi kampus.

Dalam konsep “Distribution of Power” diartikan sebagai “Pembagian Kekuasaan.” Penafsiran mengenai pembagian kekuasaan yaitu bahwa masing-masing organisasi mahasiswa di tingkat Universitas Siliwangi mendapat porsi dan bobot tugas yang sama atau seimbang, juga pembagian kekuasaan tidak seimbang antara kekuasaan eksekutif, legislatif. Apabila dalam pembagian kekuasaan cenderung lembaga legislatif lebih besar atau lebih kuat disebut “Legislatif Heavy”. Sedangkan apabila pembagian kekuasaan eksekutif cenderung yang lebih besar atau lebih kuat disebut “Eksekutif Heavy”.

Sejarah baru telah tergoreskan dengan adanya Legislatif Heavy yakni dominasi dari legislatif terhadap eksekutif. Kondisi ini terjadi karena beberapa faktor yang paling mendasar yakni walaupun sama-sama solid diawal, mana yang lebih solid di akhir? Persatuan internal dengan persepsi yang sama menjadi kunci siapa mendominasi siapa.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, Eksekutif Heavy menjadi salah satu hal yang wajar terjadi di tataran organisasi kampus Universitas Siliwangi. Legislatif yang terasa tidak ada di tahun sebelumnya, kini menampakan peran yang sesungguhnya. Kritisasi menjadi makanan sehari-hari untuk eksekutif sampai di penghujung masa periode.

Unsur kepentingan walaupun pandangan sebagian mahasiswa itu kurang baik. Namun, sejatinya diperlukan unsur kepentingan untuk kesolidan dalam menyamakan persepsi. Saling mengkrisisi yang membangun memang diperlukan, anggap saja eksekutif mempunyai oposisi yakni legislatif. Dengan banyaknya kritisasi setiap kebijakan, seyogyanya menjadikan eksekutif semakin tergugah untuk maju dan unggul.

Mosi tidak percaya bisa saja dilayangkan kapan saja oleh legislatif terhadap eksekutif meskipun diakhir masa jabatan yang sebentar lagi lengser. Jika memang kinerja dari eksekutif tidak merepresentasikan keinginan legislatif sebagai penampung aspirasi mahasiswa. Tak dipungkiri, keadaan ini menjadi catatan sejarah baru di dalam jalannya demokrasi kampus Universitas Siliwangi.
Dengan pergantian kepengurusan atau rotasi kepemimpinan di akhir tahun ini, diharapkan adanya keseimbangan dan tidak saling mendominasi. Karena perlu kita ketahui bahwa jika sama-sama kuat antara eksekutif dan legislatif. Maka dampak nya juga akan baik bagi ormawa di fakultas dan jurusan. Karena ORMAWA kampus menjadi teladan atau patokan dari ormawa di tataran yang lebih sempit.


Kritis dari legislatif diperlukan dalam rangka mengawal jalannya demokrasi kampus. Eksekutif juga harus menunjukan kemajuan dan keunggulan dalam pelaksanaan kebijakan yang dikeluarkan. Target yang jelas harus dimiliki dalam rangka meminimalisir kritik yang sebenarnya membangun untuk kemajuan Universitas Siliwangi kedepannya. Saling bergenggam tangan menjadi kunci kesuksesan kepemimpinan. Bukan karena dasar tidak suka, maka setiap kebijakan walaupun bagus tetapi dikritisasi. Profesionalitas menjadi unsur penting dalam kemajuan kampus kita bersama. (Syah)

No comments:

Post a Comment