3 Puisi Kemerdekaan: Negeri Dongeng, Katanya, dan Testimoni Kemerdekaan - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Thursday 18 August 2016

3 Puisi Kemerdekaan: Negeri Dongeng, Katanya, dan Testimoni Kemerdekaan


1. NEGERI DONGENG

chika


Para malaikat mengisi absen
Mengepakkan sayap kebenaran
Mengumandangkan nada-nada pembelaan
Mengepalkan tangan penuh keyakinan
Berucap “Hidup Mahasiswa!”


Alangkah lucunya negeri dongeng
Si khianat didukung sampai mati
Si amanah disuruh angkat kaki
Malaikat bertanduk menjadi
Tertawa nyaring tak peduli


Malangnya nasib negeri dongeng
Kandang kaum cendekiawan (katanya)
Berebut kursi kedudukan
Dorong mendorong menjatuhkan
Nepotisme dan dinasti bertelur
Para bedebah berhidung panjang membuat skenario


Alangkah konyolnya negeri dongeng
Pena dipatahkan tak diberi hak
Tak diberi porsi kebebasan
Ruang aspirasi dikikis oleh kekinian
Suara disumpal tak ditimbang
Curahan rakyat kecil jadi bungkusan
Bungkusan sisa puntung rokok si pendosa


Oh malang negeri dongeng
Mereka waras tapi bertindak gila
Mereka sadar tapi hilang akal
Mereka melihat tapi memilih buta
Mereka mendengar tapi memilih tuli
Mereka tahu tapi pura-pura tak tahu
Mereka semua hanya mencari AMAN
Agar namanya AMAN




2. ‘KATANYA’


FajKus

(Pertama kali diposting di Official Line Mahasiswa Indonesia)


Malam ini bumi mengamuk
Menyaksikan tunas bangsa terpuruk
Mengikis harapan tanpa kepastian
Merasuk sukma penuh dusta


Virus menghantui setiap sudut
Udara dicemari kedustaan
Mereka berteriak dalam diam
Mulutnya disumpal penuh ketakutan


Hipokrit tak berbendung
Mengarungi semangkuk dusta
Diteduk tak minta ampun
Membisu sel-sel tak berilmu


Topeng dan kedok
Permanen tak mau mencair
Picik bersetubuh erat
Racun-racun bagaikan coklat


‘KATANYA’ agar berwarna
‘KATANYA’ agar banyak kepedulian
‘KATANYA’ agar banyak yang memperbaiki
‘KATANYA OH KATANYA.....’



3. TESTIMONI KEMERDEKAAN

Rosi Risalah


Sang surya terbit menuju Penggawa
Tak ubah ternyata sudah tua sudah
Tanahku kembali mengucap merdeka
Testimoni dari bambu runcing dan kuatnya riak


Aku hanya pengamat kemerdekaan
Mengaku bahwa ini hanya merdeka dalam taraf rendah
Merdeka, namun masih ada kesenjangan
Merdeka, namun masih ada intoleran
Merdeka, masih ada kemiskinan


Berat...
Berat sekali pejuang kemerdekaan
Untuk apa mereka ciptakan merdeka
Jika yang ada hanya penghancuran dari akar dalamnya saja


Tuntut!
Bangkit!
Bangunkan suara kemerdekaan
Yang sakral seperti dahulu kala
Berikan hal yang baik
Pada kemerdekaan yang semakin tua

No comments:

Post a Comment