Dunia perkuliahan sangat sensitif terhadap banyak pelanggaran norma. Entah itu norma hukum, asusila, hingga norma agama. Sudah bukan hal yang asing lagi terdengar jika kampus menjadi salah satu tempat untuk melakukan banyak pelanggaran. Pandangan masyarakat bahkan semakin luntur kepada mahasiswa yang tadinya mahasiswa sebagai “Agent Of Change” menjadi “Agent Of Trouble”.
Masa kelam para mahasiswa membuat banyak orang tua ketakutan anaknya berkuliah dengan jarak yang jauh alias takut anaknya merantau. Bagaimana tidak, sudah banyak di berita tentang kasus pelecehan seksual, pembunuhan, narkoba, hingga bunuh diri.
Tekanan yang ada di ranah universitas memang begitu berat. Sadar tidak sadar, keluhan atas masalah di kampus sering berdengung dimana–mana. Terlebih kepada mahasiswa yang tidak hanya kupu–kupu (kuliah pulang–kuliah pulang), tetapi bagi mahasiswa yang aktif dalam organisasi di kampus atau ORMAWA.
Tekanan yang terjadi dalam ormawa memang begitu berat, dimana mereka yang bertujuan membangun dunia kampus agar lebih baik justru sering dianggap sebagai pemberontak. Hingga tak jarang mahasiswa yang aktif dalam ormawa terancam tidak lulus atau di drop out. Seperti pada kasus di UNJ beberapa waktu silam, juga kasus yang terbungkam di universitas lainnya.
Tekanan hidup di dalam hal lain juga membuat mahasiswa kerap melampiaskannya dengan narkoba ataupun bunuh diri. Telah kita ketahui bahwasannya dunia perkuliahan ialah dunia yang individualisme. Dengan paham masing–masing yang kadang berkelompok sesuai tahta, jabatan, kekayaan, kecerdasan, dan lain–lain. Sehingga mereka yang berada pada keadaan minoritas menjadi tertekan dan akhirnya mencari cara untuk menenangkan dirinya.
Pem”bully”an di ranah universitas ternyata jauh lebih berbahaya dampaknya bagi korban, karena mereka bisa melakukan hal yang di luar batas, mereka memiliki kekuatan pada diri mereka sendiri hingga bisa berbuat apa saja sesuai kehendak mereka. Kasus pembunuhan sudah sangat sering terdengar karena salah paham atau pembullyan, juga kasus bunuh diri hingga menggunakan obat – obatan terlarang sebagai penenang untuk dirinya.
Dari berbagai kasus tersebut, sudah sangat jelas diperlukan pendidikan moral yang mengajarkan tentang pentingnya berkuliah, betapa berharganyaa diri mereka sendiri, bahwa mereka berkuliah untuk membuat keluarganya bangga dan membahagiakan keluarganya, juga penanaman nilai–nilai agama serta ketaatan terhadap iman.
Hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak univeritas tetapi juga oleh orang tua, serta para ormawa yang harus mempedulikan mahasiswa lainnya. Karena perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dijadikan alasan sebagai pemisah, tetapi justru membuat dunia lebih berwarna. Seperti lagu Superman Is Dead–Kuat Kita Bersinar, “Ayo bangun dunia di dalam perbedaan jika satu tetap kuat kita bersinar, harus percaya tak ada yang sempurna dan dunia kembali tertawa.”
Kita hidup di dunia pasti berdampingan dengan orang lain, tidak mungkin hidup sendirian, apalagi jika menyandang pendidikan yang tinggi, maka kita harus mengerti tidak ada yang bisa hidup sendirian, semua membutuhkan relasi. Sehingga jadikanlah diri sebagai makhluk sosial yang harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Dunia ini masih butuh perbaikan, Indonesia masih perlu adanya perubahan. Maka kejarlah gelar setinggi–tingginya dan petiklah ilmu sebanyak–banyaknya. Karena kita adalah anak bangsa yang harus mempertahankan perjuangan para pahlawan negeri kita. (Iftihal)
Masa kelam para mahasiswa membuat banyak orang tua ketakutan anaknya berkuliah dengan jarak yang jauh alias takut anaknya merantau. Bagaimana tidak, sudah banyak di berita tentang kasus pelecehan seksual, pembunuhan, narkoba, hingga bunuh diri.
Tekanan yang ada di ranah universitas memang begitu berat. Sadar tidak sadar, keluhan atas masalah di kampus sering berdengung dimana–mana. Terlebih kepada mahasiswa yang tidak hanya kupu–kupu (kuliah pulang–kuliah pulang), tetapi bagi mahasiswa yang aktif dalam organisasi di kampus atau ORMAWA.
Tekanan yang terjadi dalam ormawa memang begitu berat, dimana mereka yang bertujuan membangun dunia kampus agar lebih baik justru sering dianggap sebagai pemberontak. Hingga tak jarang mahasiswa yang aktif dalam ormawa terancam tidak lulus atau di drop out. Seperti pada kasus di UNJ beberapa waktu silam, juga kasus yang terbungkam di universitas lainnya.
Tekanan hidup di dalam hal lain juga membuat mahasiswa kerap melampiaskannya dengan narkoba ataupun bunuh diri. Telah kita ketahui bahwasannya dunia perkuliahan ialah dunia yang individualisme. Dengan paham masing–masing yang kadang berkelompok sesuai tahta, jabatan, kekayaan, kecerdasan, dan lain–lain. Sehingga mereka yang berada pada keadaan minoritas menjadi tertekan dan akhirnya mencari cara untuk menenangkan dirinya.
Pem”bully”an di ranah universitas ternyata jauh lebih berbahaya dampaknya bagi korban, karena mereka bisa melakukan hal yang di luar batas, mereka memiliki kekuatan pada diri mereka sendiri hingga bisa berbuat apa saja sesuai kehendak mereka. Kasus pembunuhan sudah sangat sering terdengar karena salah paham atau pembullyan, juga kasus bunuh diri hingga menggunakan obat – obatan terlarang sebagai penenang untuk dirinya.
Dari berbagai kasus tersebut, sudah sangat jelas diperlukan pendidikan moral yang mengajarkan tentang pentingnya berkuliah, betapa berharganyaa diri mereka sendiri, bahwa mereka berkuliah untuk membuat keluarganya bangga dan membahagiakan keluarganya, juga penanaman nilai–nilai agama serta ketaatan terhadap iman.
Hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak univeritas tetapi juga oleh orang tua, serta para ormawa yang harus mempedulikan mahasiswa lainnya. Karena perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dijadikan alasan sebagai pemisah, tetapi justru membuat dunia lebih berwarna. Seperti lagu Superman Is Dead–Kuat Kita Bersinar, “Ayo bangun dunia di dalam perbedaan jika satu tetap kuat kita bersinar, harus percaya tak ada yang sempurna dan dunia kembali tertawa.”
Kita hidup di dunia pasti berdampingan dengan orang lain, tidak mungkin hidup sendirian, apalagi jika menyandang pendidikan yang tinggi, maka kita harus mengerti tidak ada yang bisa hidup sendirian, semua membutuhkan relasi. Sehingga jadikanlah diri sebagai makhluk sosial yang harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Dunia ini masih butuh perbaikan, Indonesia masih perlu adanya perubahan. Maka kejarlah gelar setinggi–tingginya dan petiklah ilmu sebanyak–banyaknya. Karena kita adalah anak bangsa yang harus mempertahankan perjuangan para pahlawan negeri kita. (Iftihal)
No comments:
Post a Comment