Sumber gambar : http://tudjuh.blogspot.co.id
Sosial media digemparkan oleh beberapa trend yang dianggap unik oleh para penggunanya. Kemajuan teknologi tidak bisa kita hindari. Kita tak pantas untuk primitif, menutup mata dan telinga. Enggan membuka diri dan menerima perbubahan. Namun permasalahannya sudah siapkah kita menerima segala pengaruh dari kemajuan teknologi?
Berbagai sosial media menjadi santapan setiap hari. Kini, masyarakat tak bisa mempungkiri kebutuhan akan sosialisasi dan komunikasi melalui sosial media. Dengan adanya sosial media, dunia seperti berada dalam genggaman kita. Begitu mudah mendapatkan berbagai pengetahuan informasi dan peristiwa yang terjadi dari berbagai negara. Pengaruh positif sosial media begitu terasa jika kita mamanfaatkannya dengan bijak dan penuh tanggungjawab. Pengaruh positif akan selaulu beradampingan dengan pengaruh negatif. Positif dan negatif adalah suatu hal yang tak dapat dipisahkan. Masyarakat Indonesia, terutama remaja, terlihat terlalu menerima dan percaya saja akan segala perubahan yang terjadi. Terlalu over membuka semua celah, sehingga tak menyaring baik buruknya suatu perubahan. Bahkan, Mahasisawa sebagai kaum intelektual turut patuh dan diperbudak oleh sosial media.
Akhir-akhir ini, Instagram digemparkan oleh trend yang dianggap hits dan kekinian. Hampir semua penggunan Instagam berbondong-bondong melakukan trend mencium ketiap pacar. Terlihat pose seorang wanita yang dengan penuh kebanggaan mencium ketiak sang kekasih. Seperti inikah mental penerus bangsa? Tak kalah hebohnya trend meminta maaf pada mantan. Photo sebelum dan sesudah putus dengan mantan pacar, disertai tulisan “Dear Mantan, maafkan aku yang dulu” ramai diperbincangkan oleh para pengguna sosmed. Ironisnya jika kita telurusi lebih dalam, hal itu mereka lakukan karena merasa sakit hati atau sempat dikhianati oleh sang mantan kekasih yang bersangkutan. Lalu tanyakan pada hati kalian terdalam, sudahkah Anda move on? Lantas apa alasan Anda melakukan itu? Pamer atau ingin membuat mantan menyesal? Jika memang alasan dendam atau benci, sampai kapan akan hidup dengan kebencian? Membuat mantan menyesal bukan hanya dilihat dari paras saja. Apa guna rupawan indah, jika hati kita dipenuhi kebencian?
Apa yang harus dibanggakan dari generasi penerus saat ini? Generasi yang mengikuti trend pembodohan. Sosial media mampu menghipnotis bahkan mencuci otak. Patutkah kita diam melihat kekonyolan ini? Jika kita hanya diam menonton kekonyolan ini, jangan menyesal jika suatu saat nanti negara kita akan terjajah lagi. Bukan terjajah dengan siksaan fisik. Namun, mental masyarakat terjajah bahkan dikuasai pihak asing. Kita memang tak harus menutup diri untuk menghindari segala perubahan yang ada, namun kita patut menyaring segala perubahan yang masuk pada diri kita. Jangan pernah mau terjajah oleh apapun dan siapapun. Kita memiliki kebebasan dan hak untuk menentukan serta memutuskan sesuatu. Tetap waspada dan siaga akan trend pembodohan! (FajKus)
No comments:
Post a Comment