REALITA KOTA SANTRI - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Saturday, 24 October 2015

REALITA KOTA SANTRI



Minggu, (4/10/15) merupakan hari dimana hari terakhir acara kuliah dhuhayang dilaksanakan oleh kepanitiaan UKM KISI di Universitas Siliwangi. Acara kuliah dhuha ini merupakan acara wajib yang dilakukan di UNSIL  setiap tahun ajaran baru, dan acara ini dikhususkan bagi para mahasiswa baru UNSIL. Acara ini dilakukan selama satu bulan, tetapi hanya 4 kali pertemuan, karena hanya diadakan pada hari minggunya saja. Acara kuliah dhuha ini merupakan sebuah acara seperti seminar-seminar motivasi untuk membangun karakter para mahasiswa baru, atau dapat dikatakan acara ini merupakan bekal awal bagi para mahasiswa baru agar terhindar dari pergaulan-pergaulan bebas dan lain-lain.
            Dan pada tanggal 4 oktober 2015 para panitia kuliah dhuha menyajikan dua orang pemateri dari kapolres kota tasik dan MUI tasik. Dari kedua pemateri tersebut menyampaikan bahwa kota tasik adalah kota santri ternyata kenyataannya terbalik, bukannya kota santri malah sekarang telah menjadi kota dalam peringkat ke dua sejawa barat sebagai pengguna ganja/ barang-barang haram terbanyak. Dengan banyaknya pengguna ganja/barang-barang haram maka akan berimbas juga pada banyaknya orang yang terkena HIV/AIDS, hal itu disebabkan oleh jarum suntik yang mereka pakai atau seks bebas. Apalagi mahasiswa yang ngekost rentang sekali terimbas hal-hal sseperti itu, karena tidak adanya pengawasan dari orang tua. Fakta lainnya ternyata di tasik itu banyak sekali orang yang melakukan nikah sirih, yaitu sebuah pernikahan yang syah dimata agama tapi tidak syah dimata negara, hal ini memang tidak salah untuk dilakukan tapi dampak yang ditimbulkan sangat fatal, kenapa karena anak yang dilahirkan tidak akan mendapatkan pengakuan dari negara dan hal-hal lainnya yang menyangkut urusan negara. Sehingga tak dipungkiri , meskipun tasik itu bukan kota wisata, tapi setiap weekend pasti banyak orang dari luar kota tasik yang datang ke kota tasikmalaya. Benar kata ulama MUI yang menyatakan bahwa apabila tingkatan orang telah naik baik dari segi keimanan, pendidikan maupun kedewasaan, maka setannya pun akan setingkat sengan manusia yang digodanya, begitu pula dengan kota santri ini.
(Reportase: Anisa Zanulhaq)

No comments:

Post a Comment