Berbicara tentang
Revolusi Mental dan Tasikmalaya adalah satu pertanyaan yang sangat menarik,
apakah Revolusi Mental sudah optimal dan berjalan dengan baik di Tasikmalaya.
Baik itu dari Pemerintah ataupun Masyarakatnya sendiri.
Revolusi mental adalah
gerakan seluruh masyarakat Indonesia bersama Pemerintah untuk memperbaiki
karakter bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik. Revolusi mental bermula dari
ajakan Presiden Jokowi sebagai Pemimpin Bangsa Indonesia untuk mengangkat
kembali karakter bangsa yang telah mengalami kemerosotan dengan
secepat-cepatnya dan bersama-sama.
Kota Tasikmalaya
merupakan pusat pendidikan terbesar ketiga di Jawa Barat setelah Bandung dan
Bogor. Hal ini dibuktikan dengan adanya Perguruan Tinggi baik Negeri ataupun
Swasta diantaranya, Universitas Siliwangi, Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Tasikmalaya, Poltekes Kemenkes Tasikmalaya, Universitas Muhammadiyah
Tasikmalaya dan beberapa Perguruan Tinggi lainnya. Bahkan yang terbaru adalah
ada tiga Sekolah Menengah Atas yang berhasil mendapatkan penghargaan dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai sekolah dengan Indeks
Integritas Ujian Nasional (IIUN) tertinggi seindonesia yakni SMAN 1
Tasikmalaya, SMAN 2 Tasikmalaya, SMKN 1 Tasikmalaya.
Kota Tasikmalaya sedang
mempercantik dirinya, infrastruktur diperbaiki, Tata Ruang diperbaiki, kompleks
Dadaha sedang diperbaiki, bahkan pada malam pergantian tahun baru diresmikan
Tugu Asmaul Husna, salah satu icon terbaru di Tasikmalaya.
Bila kita melihat iklan
layanan masyarakat di televisi tentang Revolusi Mental yang dipersembahkan oleh
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Iklan
tersebut saya rasa sangat inspiratif, ada beberapa versi iklan diantaranya,
tentang Etos Kerja Pemerintahan yang seharusnya melayani masyarakat dengan
maksimal. Iklan tentang Gotong Royong yang mulai hilang dari kebiasaan
masyarakat.
Dengan adanya revolusi
Revolusi Mental diharapkan seluruh elemen masyarakat bisa membangun,
menciptakan kembali karakter dan mental menjadi lebih baik. Salah satunya
adalah di Kota Tasikmalaya. Sesuai dengan salah satu Prinsip Revolusi Mental
yakni, harus bersifat lintas sektoral, kolaborasi dengan masyarakat, swasta,
akademisi, dan pemerintah. Saya rasa bila Pemerintah Kota Tasikmalaya mampu
menjalankan prinsip-prinsip Revolusi Mental tersebut, Tasikmalaya bisa menjadi
lebih baik dalam segala aspek. Contohnya Kompleks Dadaha sudah lebih baik, agar
tidak terjadi aksi vandalisme, perusakan fasilitas yang ada. Pemerintah harus
bergotong-royong dengan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang tercantum
dalam Revolusi Mental dengan cara: mengajak seluruh elemen masyarakat, siswa
dan mahasiwa untuk merawat, memelihara kawasan Dadaha tersebut. Bila Perlu agar
kawasan Dadaha menjadi lebih rindang, asri dan hijau libatkan siswa dan
mahasiswa dari seluruh Sekolah dan Perguruan Tinggi yang ada di Kota
Tasikmalaya untuk melakukan penanaman pohon, minimal satu sekolah dan perguruan
tinggi menyumbangkan 1 buah pohon. Selain mereka merasa memiliki, secara tidak
langsung sudah melakukan nilai-nilai yang ada dalam Revolusi Mental yakni
Gotong Royong. Karena sejatinya penggerak revolusi mental adalah kita, seluruh
masyarakat Indonesia.
Profil Penulis
Rizky Abdul Malik
Mahasiswa Program Studi
Ilmu Politik Universitas Siliwangi
No Hp : 085723674670
Pin BBM 5B2AF5E6
ID LINE : rizkyamalik1
No comments:
Post a Comment