Oleh: Fachriel Hayqal Maulana Ilmu Politik 2017 Sumber Foto: GemercikMedia |
Drama Korea yang biasa disebut juga “DRAKOR” terdengar menjijikkan di telinga para laki-laki pada umumnya. Drakor merupakan produk sinetron ala negeri bermata sipit, film ber-episode lebih dari satu ini kebanyakan berisi tentang percintaan bahkan tidak sedikit pula ber-genre horor maupun komedi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan kebiasaan manusia di negeri +62 ini sangat mendewa-dewakan sinetron Korea, sudah banyak contoh dari kalangan anak-anak, remaja, hingga tua yang gemar menontonnya.
Namun, tidak sedikit pula laki-laki jijik akan drama Korea tersebut, kini banyak terlihat bahwa laki-laki pun gemar mengikuti episode demi episodenya. “Lucu dan cantik-cantik sekali pemeran wanitanya,” ujar Farhan selaku laki-laki penggemar drama Korea. Drakor ber-genre romantis sangat amat laku diburu pada situs-situs web streaming, karena genre ini menyajikan adegan-adegan romantic yang sangat luar biasa, kebanyakan anak-anak jaman sekarang lebih doyan mengulas adegan-adegan yang seharusnya tidak pantas untuk ditonton.
Mari kita ulas lebih dalam, mengapa sangat digemari? Pada kenyataannya jaman sekarang lebih banyak aktivitas yang merugikan sebagian besar orang. Kata “mager” sudah melekat pada otak manusia-manusia di negara berkembang ini. Mager merupakan kata yang digunakan seseorang jika disuruh atau melakukan sesuatu. Drakor menempati posisi paling tinggi untuk menyelamatkan kemageran seseorang. Karena dengan menonton drakor seseorang merasa lebih puas untuk mengisi waktu-waktu magernya. Boring pun menjadi tidak ada lagi jika sudah mempunyai drakor andalan.
Terlepas dari kehidupan sehari-hari yang sangat bergantung pada drama Korea tersebut, akan sangat bertolak belakang apabila kita mengulas dari sudut pandang agama, khususnya agama Islam. Agama Islam mengajarkan bahwa sifat malas, mager, boring adalah sifatnya syaitan. Lalu bagaimana jika manusia-manusia jaman sekarang sudah menikmati kemalasannya? Terlebih mendapat sajian-sajian yang membantu menemani kemalasan-kemalasan mereka. Efek negatif pun tidak dapat terhindarkan, game sudah lama menjadi faktor utama penyebab manusia lalai akan kewajiban menyembah dan bertaqwa pada Tuhan-nya. Namun, sekarang musuh terbesar manusia-manusia jaman sekarang akan lalainya terhadap kewajibannya adalah drama Korea. Negara Korea memang memiliki cukup banyak paras-paras cantik dan tampan, dengan ini mereka dapat membeli keimanan-keimanan manusia yang terjebak dalam permainan-nya.
Terlebih lagi band-band, boyband, maupun girlband-girlband Korea yang mampu menguasai dunia permusikan saat ini, riset mengatakan bahwa jumlah rata-rata views mereka pada aplikasi YouTube setengah dari jumlah manusia di bumi, cukup terkejut bukan? Bahkan penikmat video-video mereka cukup digemari dari segala macam usia. Anak-anak jaman sekarang banyak meniru gerakan-gerakan tarian mereka. Perbincangan-perbincangan yang dilakukan pada usia sebaya pun tidak luput dari Korea, baik drakor, musik, maupun gerakan-gerakan tarian ala Korea.
Kemudian media-media di Negara Indonesia kini banyak memuat tentang Korea, misal acara-acara televisi di Indonesia yang kedapatan mencontoh dari negeri bermata sipit ini, salah satunya adalah I Can See Your Voice Indonesia. Acara ini sudah lebih dulu disiarkan di Korea, namun, sekarang acara televisi ini ada pada salah satu channel tv di Indonesia. Sekali lagi, mengapa demikian? Karena pihak-pihak yang berjiwa "Kapitalisme" tanpa ragu dan hanya mementingkan rating-rating saluran tv milik mereka. pihak-pihak ini sangat peka akan keadaan ataupun situasi yang sedang naik daun serta digemari oleh manusia-manusia di Indonesia. Apakah gerakan jajahan zaman now pantas disuarakan? Akankah pemerintah membuat uu/pasal terkait “DRAKOR”? Lucu ya.
Penyunting: Yanifa RS
No comments:
Post a Comment