Oleh Abdi Fatah Fauzan
Pendidikan Fisika 2018
Tri dharma perguruan tinggi adalah tiga tugas atau bakti yang dilakukan oleh para sivitas akademisi baik itu mahasiswa ataupun dosen dalam pengamalannya kepada bangsa dan negara. Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tercantum tiga pengamalan akademisi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Salah satu poinnya yaitu pengabdian, yang merupakan bukti turun langsungnya pihak akademisi pada masyarakat. Tentu setiap sivitas akademisi memiliki cara yang berbeda dalam pengabdiannya.
Salah satu sivitas akademisi adalah mahasiswa. Mahasiswa akan menjadi tonggak perjuangan dan salah satu pilar dalam pembangunan bangsa. Mahasiswa harus memiliki karakter yang kuat untuk bekal masa depan dan masa kini suatu bangsa, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh orang-orang yang berkompetensi dan berkarakter. Dengan kata lain, jika Indonesia berani maju maka salah satu syaratnya harus dipenuhi, yaitu pemuda yang berkarakter atau mahasiswa yang berkarakter. Karakter mahasiswa seperti apa yang diperlukan untuk menjadikan bangsa kita agar lebih maju?
Tentu saja ada beberapa karakter yang penting untuk dibentuk, salah satu karakter tersebut adalah tidak setengah hati atau bertindak secara totalitas. Karakter totalitas ini sangat penting bagi mahasiswa, sebab dengan karakter seperti ini maka mahasiswa akan dengan bangga dan dengan jiwa raganya siap untuk mengabdi bagi ibu pertiwi. Jika karakter ini kita hubungkan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi maka akan terbentuklah sebuah istilah “Totalitas pendidikan dan pengajaran, totalitas penelitian dan pengembangan, serta totalitas pengabdian”
Totalitas pengabdian adalah rasa ingin mengabdi bagi bangsa dan negara secara sepenuh hati tanpa paksaan dengan rasa sukarela dan bangga. Karakter ini diperlukan oleh suatu bangsa dari para pemudanya, bahkan rakyatnya untuk menopang pilar-pilar pembangunan bangsa menjadi lebih maju, khususnya dari mahasiswanya itu sendiri. Karakter ini penting dimiliki oleh mahasiswa untuk mengabdi dan berbakti pada bangsa dan negaranya. Pertanyaannya, apakah Indonesia sudah cukup berani untuk menjadi lebih maju? Jawabannya adalah tergantung mahasiswa Indonesia itu sendiri, sudahkah mereka memiliki rasa bangga dan dengan sepenuh hati untuk mengabdi untuk bangsa dan negara?.
Totalitas pengabdian ini perlu ditanamkan kepada kepada setiap mahasiswa sedari mereka baru lahir (mahasiswa baru) karena betapa pentingnya penguatan karakter untuk menopang pembangunan bangsa. Karakter dalam bentuk ini akan membuat Indonesia lebih percaya diri atau berani untuk maju, sebab Indonesia memiliki calon penerus bangsa yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Rasa cinta dan sifat patriotismenya telah dibuktikan oleh karakter mereka yang sepenuh hati dan sukarela untuk mengabdi bagi ibu pertiwi.
Penguatan karakter totalitas pengabdian ini dapat dibentuk ataupun diperkuat dengan cara doktrinisasi tingkat perguruan tinggi dengan pendidikan bela negara, pendidikan pancasila, ataupun sosialisasi dini tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tanamkan dalam jiwa mahasiswa itu hakikat mahasiswa, fungsinya, dan tujuannya. Mahasiswa itu agent of change, Social Control, Policy watcher, dan Iron Stock. Sehingga, di tangan mahasiswa terdapat arah bangsa, bukan hanya oleh pembuat kebijakan. Dengan perannya yang seperti itu, mahasiswa harus totalitas dalam pengabdiannya.
Tentu kita tahu sejarah bangsa Indonesia hingga kini. Begitu besarnya peran kaum terdidik khususnya mahasiswa dalam menentukan arah bangsa. Sebut saja, Indische Partijj, Persiapan Proklamasi, Tritura, Malari, Reformasi, dsb. Hal inilah sebagai bukti nyata bagaimana totalitas pengabdian mahasiswa dalam menentukan arah bangsa. Oleh sebab itu, bangsa Indonesia memerlukan mahasiswa dengan karakter totalitas untuk pendidikan.
Pada intinya, untuk Indonesia yang berani untuk maju, maka negara ini harus percaya pada potensi mahasiswanya, karena di tangan mahasiswa juga terdapat arah bangsa. Sedangkan bagi para mahasiswa, perlu adanya pembentukan dan penguatan karakter totalitas mereka dalam berbagai hal asalkan itu positif. Salah satunya adalah totalitas mahasiswa dalam hal pengabdian pada masyarakat. Tentu saja pengabdian mahasiswa sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Maka dari itu, perguruan tinggi dalam hal ini sebagai lembaga pendidikan bagi mahasiswa harus membuat program pembentukan dan doktrinisasi fungsi, peran, tujuan, dan hakikat mahasiswa itu sendiri. Pada akhirnya,
kita akan sampai pada pertanyaan yang awam, jika negara ini memerlukan peran mahasiswa berkarakter totalitas untuk pengabdian, apakah negara ini sudah cukup melayani dan mempersembahkan pendidikan dengan baik?
No comments:
Post a Comment