Gemercik News-Tasikmalaya (21/7) Perguruan Tinggi setiap tahunnya mencetak lulusan-lulusan yang diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Universitas Siliwangi merupakan salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia yang kembali menggelar Sidang Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Program Diploma, Sarjana dan Magister Periode III Tahun Akademik 2017/2018 yang dibuka oleh Ketua Senat pada Sabtu (21/7).
Sesuai dengan ketetapan dalam surat keputusan rektor, pada wisuda kali ini Universitas Siliwangi meluluskan wisudawan program Diploma, Sarjana dan Magister sebanyak 694 wisudawan dengan rincian: 387 orang lulusan FKIP, 141 orang lulusan FE, 34 orang lulusan FT, 32 orang lulusan FIK, 30 orang lulusan FISIP, 28 orang lulisan FAI, 11 orang lulusan FAPERTA dan 22 orang lulusan Pascasarjana/Magister.
Semakin ketatnya persaingan dalam dunia kerja dan semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan, Rektor Universitas Siliwangi mewanti-wanti agar lulusan Universitas Siliwangi yang terbilang cukup banyak ini mampu berkontribusi sepenuhnya bagi kemajuan bangsa dan negara.
“Kami selalu berharap kepada para lulusan Universitas Siliwangi dapat berkontribusi nyata dalam wujud karya dan karsa yang dapat disebarkan kepada bangsa dan negara sesuai ilmu yang diperolehnya,” tutur Rudi Priyadi selaku Rektor Universitas Siliwangi dalam pidatonya selepas pengucapan Janji Lulusan. Rudi juga berharap agar para lulusan Universitas Siliwangi dapat menjaga nama baik almamater dan mampu menjadi lulusan yang tangguh ketika memasuki dunia kerja maupun dunia usaha.
Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP., selaku Direktur Pembelajaran pada Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi menyampaikan sebuah orasi ilmiah mengenai Lulusan Berdaya Saing pada Era Revolusi Industri.
“Unsil memang berada di Jawa Barat, tapi kesempatan kerja bukan hanya di Jawa Barat tetapi berada di 14 kawasan ekonomi dan 13 kawasan ekonomi khusus,” tuturnya. Dalam orasinya juga, Paristiyani mewanti-wanti agar ketika sudah memasuki dunia kerja, lulusan Universitas Siliwangi harus mempelajari minimal dua bahasa asing selain bahasa Inggris yang merupakan bahasa-bahasa para para investor terbesar di Indonesia, misalnya bahasa Jepang atau Mandarin. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban bagi para lulusan agar mampu bersaing dengan baik.
Selain itu, Paristiyanti juga menyatakan bahwa lulusan dengan predikat ‘Terpuji”, “Memuaskan”, atau “Sangat Memuaskan” belum tentu IPK yang didapat akan dipakai untuk bahan pertimbangan calon direktur BUMN. “Yang dilihat apakah yang bersangkutan dapat disiplin, apakah yang bersangkutan bisa memotovasi. Jadi yang diperlukan bukan sekedar IPK, tapi kembali lagi pada softskill, softskill, softskill,” lanjutnya. Paristiyanti juga menyatakan bahwa pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara terhebat ke-7 di dunia. Penyampaian orasi ilmiah ini bertujuan agar lulusan Universitas Siliwangi mampu bersaing dan dapat menjadi Cityzen di era global. (dwrsdn)
No comments:
Post a Comment