GemercikNews - Tasikmalaya (31/07), Gedung Fakultas Teknik Ruangan CK03 pada pukul 13.30 WIB dibanjiri oleh perwakilan BEM, BLM, Himpunan Mahasiswa dan beberapa Mahasiswa Fakultas Teknik. Berlangsungnya audiensi ini dihadiri oleh Wadek I Fakultas Teknik yakni Asep Andang, MT.
Pada agenda audensi ini Iman Hilman selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi menyampaikan permohonan maaf atas postingan akun Instagram pribadinya karena telah menyinggung tentang konvoi perayaan wisuda yang dilaksanakan oleh Fakultas Teknik. Sontak postingan tersebut menjadi kontroversi.
Dalam akun instagram @iman_tasik milik pribadinya, Iman memosting foto loader yang sedang ditumpangi oleh wisudawan/wisudwati Fakultas Teknik. Dalam captionnya Iman menyebutkan, “Ritual perayaan wisuda seperti ini, bikin macet jalan umum... Biar apa coba??? #gagal paham saya (dengan dilengkapi emoticon).” Postingan tersebut dibanjiri komentar mahasiswa fakultas teknik. Lalu sekitar pukul 23.00 WIB (Minggu, 30 Juli 2017) Iman memposting foto dirinya bersama Dekan Teknik yang berlokasi di Pangandaran. “Bersama Dekan Teknik. Meluruskan dan memohon maaf atas status yang saya sampaikan tentang perayaan wisuda. Suatu kekhilafan yang sungguh tidak bermaksud seperti itu. Mohon maaf atas kesalah fahaman ini. Semoga hal ini tidak mencedarai silaturahmi ini. Hatur nuhun,” ungkapnya dalam caption foto tersebut.
Esok harinya (31/07), diadakan audiensi antara pihak Fakultas Teknik dengan Ketua Jurusan Geografi. Dalam audiensi, ia menjelaskan kronologi sertamemaparkan alasan mengapa ia memposting itu.
“Pada saat itu saya dalam kondisi tergesa gesa harus menjemput keluarga untuk pulang, tetapi kendaraan saya terkena macet, maka dari itu saya memotret kegiatan konvoi tersebut. Lalu, alasan saya memposting itu hanya karena luapan tertekan karena dalam posisi yang macet.” tuturnya menjelaskan.
Iman Hilman mengakui bahwa postingan tersebut telah dihapus, karena tidak ingin kasus ini berkepanjangan dan ditakutkan juga akan berdampak pada hal-hal yang lain.
Perwakilan mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi tersebut, pada kesempatan itu juga Robi selaku Ketua BLM Fatek juga menyampaikan pernyataan.
“Saya selaku pribadi mewakili rekan-rekan Fatek, jikalau ada masukan untuk membangun kedepannya kebetulan saya dari BLM Fatek untuk menyangkut perihal perizinan serta kami selalu tertib dalam administrasi. Untuk masalah kemacetan dan lain-lain itu nantinya menjadi evaluasi kita juga dengan pihak-pihak yang terkait, karena kami juga tidak mau ada yang saling dirugikan atas euforia yang kami laksanakan,” ungkapnya. Ia juga mengharapkan agar Iman Hilman lebih bijak dalam penggunaan media sosial, serta lebih baik meningkatkan komunikasi secara langsung apabila ada yang ingin disampaikan, tidak ada sindir menyindir lewat media sosial.
Selama audensi berlangsung, perwakilan mahasiswa mengeluhkan kalimat permintaan maaf yang dilontarkan oleh Iman Hilman, karena seringkali ia selalu mengucapkan kata “terpaksa” mahasiswa beranggapan bahwa permintaan maaf dari beliau itu tidak tulus. Perwakilan dari mahasiswa meminta agar mengulang kembali permintaan maaf itu dengan tidak ada kata “terpaksa”.
“Saya Iman Hilman menyatakan memohon maaf kepada rekan-rekan semua yang terlukai atas postingan saya, terkhusus pada pimpinan fakultas serta jajarannya saya mohon maaf sekali lagi,” ungkapan permintaan maaf dari Iman Hilman.
Akhirnya audensi itu ditutup dengan harapan agar permasalahan ini benar benar clear sehingga tidak ada lagi permasalahan yang timbul kembali. (Aris Moch Ramdani & Jenna M Aliffiana)
No comments:
Post a Comment