Resensi Novel: Mencari Pemahaman Baru lewat Novel Sunset Bersama Rosie – Tere Liye
Judul Buku : Sunset Bersama Rosie / Sunset & Rosie
Penulis : Tere-Liye
Penerbit : Mahaka Publishing
Jenis Buku : Novel-fiksi
Tebal Buku : 13,5 x 20,5
Halaman : 426 halaman
Cetakan I : Tahun 2011
ISBN : 978-602-98883-6-2
Penulis : Tere-Liye
Penerbit : Mahaka Publishing
Jenis Buku : Novel-fiksi
Tebal Buku : 13,5 x 20,5
Halaman : 426 halaman
Cetakan I : Tahun 2011
ISBN : 978-602-98883-6-2
Kisah yang menggetarkan jiwa. Mengungkap perasaan, kesempatan dan makna kehidupan. Novel Sunset Bersama Rosie ini menceritakan tentang sosok Tegar Karang seorang pekerja keras yang dijuluki mesin pencetak uang karena ia bekerja 18 jam sehari, hanya menyibukan dirinya untuk melupakan luka dimasa lalu. Dibuka dengan sapaan selamat pagi dari tokoh tersebut, Tegarsangat menyukai pagi karena satu hari dari setiap hari telah berlalu.
Cerita yang apik hingga konflik bom di Jimbaran yang memulai perjalanan kisah Tegar dan keluarga Rosie juga Nathan beserta keempat mereka yang hebat. Anggrek yang bertanggung jawab, Sakura yang cerewet dan berbakat, Jasmine yang pengertian serta Lili yang manis namun enggan berbicara. Novel ini sungguh membawa pembaca pada perasaan terdalam mencari ‘pemahaman yang baru’ bagi hal-hal seperti kesempatan, cinta, kasih sayang, kebencian, keinginan dan perasaan-perasaan lain yang kadang membuat gelisah.
Tegar sosok yang mencintai Rosie, membuatnya turun dari Gunung Rinjani terburu-buru karena kebersamaannya selama 20 tahun kandas oleh pernyataan Nathan yang baru mengenal Rosie selama 2 bulan. Tegar mengalami masa-masa sulit, namun karena keempat kuntum bunga Rosie ia kembali berdamai dengan masalalu. Oma memang selalu mengatakan bahwa tidak ada mawar yang tumbuh ditegarnya karang.
Keseluruhan kisah menumbuhkan perasaan hangat, haru, khawatir, emosi bercampur aduk khas Tere-Liye dalam menyajikan kalimat yang penuh emosi. Tegar memang menjadi sosok lelaki yang khas terciri dalam buku Tere-Liye hampir mirip dengan sosok ‘kau’ dalam buku Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, menjadi lelaki penolong yang dikagumi orang lain.
Dengan digambarkannya suasana sunset selama 47 detik dengan berbagai peristiwa yang dilaluinya, novel ini sukses mengenalkan pembaca pada tempat-tempat indah seperti Jimbaran Denpasar, Gili Trawangan, Lombok dan Segara Anakan di Gunung Rinjani. Keindahan yang berharga yang memberikan makna lebih dalam di cerita ini.
Beberapa kutipan menarik seperti,
“...Aku harus segera menyibukan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Berat sekali melakukannya, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.”
“...duapuluh tahun dari sekarang kau akan lebih menyesal atas apa-apa yang tidak pernah kau kerjakan dibandingkan atas apa-apa yang kau kerjakan.”
“Apakah dunia memang begitu? Kita tidak akan pernah mendapatkan sesuatu jika kita terlalu menginginkannya. Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya.”
“Bagi setiap perempuan, jika dipaksa harus memilih, maka lebih baik hidup bersama orang yang mencintai kita; dibandingkan dengan seseorang yang kita cintai tapi dia tidak mencintai kita.”
Rosie menyukai sunset, pada cover barunya kisah ini berganti nama menjadi Sunset & Rosie. Kisah inipun ditutup dengan ending yang cukup mengharukan. Mengutip dari sinopsis dibelakang novel tersebut, novel ini hanya ditulis untuk menyediakan pengertian yang berbeda, melalui sebuah kisah keluarga hebat di pantai yang elok. Semoga setelah membacanya, kita akan memiiki satu ruang kecil yang baru di hati, mari kita sebut dengan kamar ‘pemahaman yang baru’.
(rosir)
No comments:
Post a Comment