Kemeriahan acara Seminar Nasional, Musyawarah dan Deklarasi Nasional yang diselenggarakan BEM FAI di Ruang Rapat Rektorat Unsil. Senin, 17 Juli 2017. SumberFoto:FajKus
GemercikNews – Tasikmalaya (17/07), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Siliwangi menggelar Seminar Nasional di Ruang Rapat Rektorat Lantai 2. Bukan hanya seminar nasional, acara ini juga sebagai Musyawarah dan Deklarasi Nasional pertama di Indonesia yang berlangsung selama 3 hari.
Dua acara ini memiliki tema yang berbeda. Seminar Nasional dengan tema “Merajut Perbedaan Menuju Indonesia Berdaulat.” Lalu “Sinegritas Mahasiswa Fakultas Agama Islam Menuju Indonesia Berdaulat” sebagai tema Musyawarah dan Deklarasi Nasional. Tujuan dari acara ini adalah sebagai ajang saliturahmi dan menjadi wadah kosolidasi untuk BEM FAI se-Indonesia. “InsyaAllah berkelanjutan,” kata Fachri Fauzi Febrian selaku Ketua Pelaksana.
Jumlah peserta yang mengikuti seminar dan musyawarah ini adalah 11 universitas yang ada di Indonesia. Ada dari Riau, Bengkulu, Yogyakarta, Sidoarjo, Malang, Tegal, Kutai. Acara ini memang program kerja BEM FAI, namun Fachri tetap membuka open recruitment untuk panitia. “Ini memang proker Kominfo,” tambahnya.
Pemateri Seminar Nasional terdir dari NU, Persis dan Muhamadiyah. Disinggung mengenai kendala, Fachri berkata, “Kendala banyak, dari mulai kurang koordinasi, mencari pemateri sampai ke Jakarta,” keluhnya. Namun tidak ada kendala dari pihak fakultas, bahkan Fachri menuturkan bahwa pihak fakultas mendukung acara ini. “Dana juga hambatan, habis sekitar 20 sampai 30 jutaan. Sponsor sangat minim,” tambahnya.
Hilma Fanniar Rohman, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Fanniar selaku Gubernur BEM FAI Unsil memberi sambutan pada pembukaan acara tersebut. Dengan gaya khas berpidatonya, Fanniar mempertanyakan kondisi mahasiswa Unsil saat ini. “Mahasiswa harus bersatu. Jika orang Islam dinistakan, mengapa kita diam?” tanyanya kepada audience. Ia juga menyinggung aksi uang pangkal yang dilakukasn oleh Aliansi Kebenaran Permenristek (AKP39). “Hanya 19 orang yang turun aksi. Dipertanyakan di Unsil ini, mereka mahasiswa atau bukan?” keluh Fanniar.
Rektor Universitas Siliwangi yang diwakili oleh Wakil Rektor 3 Dr. Ade Komaludin, S.E., M.Sc. memberi sambutan. Ade mengatakan banyak permasalahan di Indonesia seperti radikalisme, korupsi dan persoalan narkoba. “Dengan adanya acara ini untuk mengurangi radikalisme. “Unsil pelopor bela negara. Banyak universitas lain yang mencontoh. PBN itu salah satu untuk menambah cinta negara,” paparnya.
Acara tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat, Dr. H. Iwa Karniwa S.E.Ak., M.M., CA., PIA. Iwa berpendapat bahwa mahasiswa harus menguasai bahasa Inggris, Bahasa Arab, kompurer dan bangun networking. “Ikatkan terus ketaqwaan kita kepada Allah sesuai tuntuan Al-Quran dan hadist agar sukses dunia akhirat,” amanatnya menutup sambutan. (FajKus&RosiR)
Foto Bersama seluruh peserta Seminar Nasional, Musyawarah dan Deklarasi Nasional. Senin, 17 Juli 2017 di Ruag Rapat Rektorat Unsil. SumberFoto:FajKus
No comments:
Post a Comment