“Menjadi seorang ketua, bukanlah pekerjaan yang mudah.” Itulah kalimat yang pas untuk menggambarkan rasanya duduk dan menjabat sebagai seorang pemimpin. Dimas Arifin, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris 2015 yang juga menjabat sebagai Ketua EDSA Periode 2017 merasakan hal tersebut.
Usai dilantik pada Minggu (12/03) dalam acara pelantikan akbar Ormawa FKIP, Dimas mengutarakan perasaannya. “Pertama bingung, maksudnya bingung disini gimana ya menginterpretasikan sesuatu yang dirasakan tapi kita sendiri tidak paham apa yang dirasakan sebenarnya. Yang kedua berat, soalnya ini tuh bukan beban kecil. Yang ketiga itu sedih, soalnya pasti bakal menghadapi situasi yang tidak biasa kita rasakan, dan mau tidak mau harus dihadapi karena itu sudah jadi tanggung jawab.”
(Dimas, dokumentasi EDSA)
Sebagai seorang ketua, Dimas tentu memikul beban yang paling berat. Selain itu juga, Dimas harus mampu mengambil keputusan yang terbaik demi kemajuan organisasi dan jurusannya. Melalui kepengurusan EDSA yang berjumlah 43 orang inilah, Dimas menggantungkan segala harapan dan impiannya. “Kita itu generation of renewable, dalam artian ingin menumbuhkan suatu inovasi-inovasi baru, generation of repetation itu mubah, kalau misalkan kita tetap melakukan sesuatu yang sama, untuk apa kita ada? Untuk apa pula kita membutuhkan orang-orang baru?” tandasnya.
Saat ditanya mengenai program kerja (proker), Dimas mengatakan himpunan yang dipimpinnya memiliki 2 proker besar, yaitu EDSA ELT Conference dan Edsa Festival. “EDSA ELT Conference itu bulan Mei dan itu sangat besar bagi himpunan menyelenggarakan konferensi internasional mengundang pembicara dari luar. Persiapannya itu tidak mudah bahkan dalam dana sendiri membutuhkan dana yang besar,” paparnya.
Meskipun demikian, Dimas tetap yakin dan mampu melewati segala tantangan kedepan. “Semoga anggota saya dapat amanah, semoga nurut pada saya dan bisa bersama-sama menjalin suatu hubungan dalam upaya mencapai tujuan FKIP sebaik-baiknya.”
Saat ditanya mengenai program kerja (proker), Dimas mengatakan himpunan yang dipimpinnya memiliki 2 proker besar, yaitu EDSA ELT Conference dan Edsa Festival. “EDSA ELT Conference itu bulan Mei dan itu sangat besar bagi himpunan menyelenggarakan konferensi internasional mengundang pembicara dari luar. Persiapannya itu tidak mudah bahkan dalam dana sendiri membutuhkan dana yang besar,” paparnya.
Meskipun demikian, Dimas tetap yakin dan mampu melewati segala tantangan kedepan. “Semoga anggota saya dapat amanah, semoga nurut pada saya dan bisa bersama-sama menjalin suatu hubungan dalam upaya mencapai tujuan FKIP sebaik-baiknya.”
(sucine)
No comments:
Post a Comment