RESENSI BUKU FIKSI
KETIKA MAS GAGAH PERGI
Judul buku : Ketika Mas Gagah Pergi
Penulis : Helvy Tiana Rosa
Penerbit : AsmaNadia Publishing
Tebal Halaman : 258 halaman
Sinopsis :
Gita selalu bangga pada abangnya yang ia panggil Mas Gagah. Namun suatu hari Mas Gagah berubah! Berubah pula semua kehidupan Gita. Dan ketika kemudian Mas Gagah pergi, apa yang terjadi dengan Gita? Siapa Nadia Hayuningtyas dan lelaki berkemeja kotak-kotak yang selalu Gita lihat di dalam bus, kereta api, dan berbagai tempat ini? Dan mengapa lelaki itu mengingatkannya pada Mas Gagah?
*
Hai, hooo! Assalamu’alaikum, kali ini saya akan mengulas satu dari jutaan buku yang menjadi best-seller dan paling berpengaruh di Indonesia. Buku berjudul Ketika Mas Gagah Pergi adalah kumpulan cerpen gubahan Helvy Tiana Rosa, beliau termasuk kedalam 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaruh di Indonesia menurut Jamal D. Rahman dkk (Gramedia, 2014). Mbak Helvy ini adalah kakaknya penulis terkenal Asma Nadia (penulis Assalamu’alaikum Beijing), beliau juga yang menginspirasi banyak penulis muda dengan mendirikan Forum Lingkar Pena (FLP), pada tahun 1997.
Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) merupakan salah satu novelet legendaris yang menginspirasi pada saat itu. Bahkan, dapat dibilang masih sangat akan menginspirasi jika dibaca pada situasi sekarang. KMGP menceritakan kisah Gita dan kakaknya, Mas Gagah yang baik, periang, cerdas dan tentu saja ganteng! Namun, ada satu kejadian yang membuat Mas Gagah berubah dan menjadi sosok yang lebih religius. Hal itu, malah membuat Gita menjadi kesal dan tak habis pikir. Gita merasa kakaknya menjadi sosok yang sok agamis dan ngawur. Namun akhirnya Gita akan menyadari bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang indah. Islam itu cinta, begitu yang dikatakan Mas Gagah.
Banyak hal yang diceritakan dari perjalanan Gita dan Mas Gagah. Banyak hikmah yang didapat tanpa ada kesan menggurui. Cerita ini sukses menjadi pionir kisah religi Islam Kontemporer di Indonesia.
“Kisah yang akan membangun jiwa dan karakter pemuda Islam Indonesia,” (Habibburrahman El-Shirazy—Kang Abik, Penulis best-seller Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih). Kang Abik juga mengusulkan agar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memasukan buku KGMP ke perpustakaan sekolah-sekolah dan universitas untuk membangun karakter pemuda Indonesia.
“Ketika Mas Gagah Pergi mengispirasi saya sebagai remaja saat itu dan membuat saya jadi lebih pribadi yang lebih peduli pada sekitar serta lebih mencintai Islam. Kisah ini abadi dan mampu mengubah banyak pembacanya menjadi lebih baik.” (Asma Nadia)
Mbak Helvy mampu menceritakan hubungan adik-kakak yang sangat mempesona. Gaya bahasanya mudah dimengerti. Namun, dalam buku ini bukan hanya cerita tentang Mas Gagah saja. Ada beberapa kisah lain yang juga menginspirasi dan patut dibaca remaja khususnya pemuda-pemudi Islam Indonesia.
Berikut daftar Cerpen dalam buku Ketika Mas Gagah Pergi.
- Ketika Mas Gagah Pergi
- Selamanya Cinta
- Jalinan Kasih dari Gerbong Kereta Api
- Diary Adelia di Salsabila
- Rapsodi September
- Lelaki Berhati Cahaya
- Diary Saliha
- Titian Pelangi
- Selagi Ada Kesempatan
- Mami
- Pattimura
- Antara Yudi dan Tia
- Jilbab Pendekar
- Ketika Cinta Menemukanmu
Sebenarnya saya juga sulit menentukan cerita mana yang paling favorit. Semuanya memiliki khas dan makna masing-masing. Cerita yang tak usang walaupun sudah berbeda zaman. Namun, saya benar-benar merekomendasikan kalian membaca kumpulan cerpen terbitan AsmaNadia Publishing tersebut. Janganlah setelah kita membaca sesuatu hal, tak ada perubahan positif yang terjadi pada diri kita. Buku ini sukses membuat saya terkagum-kagum dan semakin mencintai Islam. Banyak hal yang menohok dan menyindir saya sebagai muslimah yang nyatanya ‘belum maksimal’ menjalankan titah sebagai hamba. Buku ini, juga berhasil menginspirasi saya untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan... buku ini juga berhasil membuat saya jatuh cinta pada sosok Mas Gagah, hahaha...!
Ketika Mas Gagah Pergi pun sudah di filmkan, pada awal tahun 2016 kemarin. Film ini digarap spesial karena mengusung ‘Patungan Bikin Film’ oleh para fans yang merasa terinspirasi dari cerita tersebut.
Ketika Mas Gagah Pergi seolah berkata, karya sastra Indonesia pun, berkualitas. Mari membaca!
(Rosi Risalah Prajabnasti)
No comments:
Post a Comment