Mahasiswa Berkarya untuk Keabadian - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Sunday, 18 September 2016

Mahasiswa Berkarya untuk Keabadian


Berbicara mengenai Mahasiswa, bukan hal yang asing. Ada yang acuh menjadi Mahasiswa, ada yang menikmati masa-masa menjadi Mahasiswa. Ada yang aktif menjalankan fungsi Mahasiswa, ada pula yang masih berusaha menjadi Mahasiswa sesungguhnya. Bahkan kaum intelektual itu, sudah melekat dan menjadi status untuk kita yang sedang menempuh bangku perkuliahan. Bukan hal yang mudah menjadi Mahasiswa yang sesuai dengan fungsinya. Kini, berbagai macam tipe-tipe Mahasiswa bermunculan di setiap sudut kampus.

Terkadang, Mahasiswa kebingungan bagaimana untuk memulai TUPOKSI sebagai Mahasiswa. Jangan hanya dipikirkan tanpa ada tindakan. Mahasiswa harus segera melakukan tindakan nyata, untuk mencapai tujuan hidupnya. Masa-masa menjadi Mahasiswa perlu kita manfaatkan dengan baik. Membuang waktu dengan percuma bukanlah sebuah opsi yang patut dipilih. Mahasiswa perlu memikirkan kesiapannya untuk menjadi pemimpin negeri ini. Sejauh mana pengalaman dan kesanggupan untuk menopang seluruh problematika negara yang belum terselesaikan. Mulailah berkarya untuk negeri ini. Kembangkan minat dan bakat yang terdapat pada diri. Mahasiswa bebas berkarya apa pun. Mengingat adanya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang siap menampung minat dan bakat para Mahasiswa. Mulai dari olahraga, seni, pramuka, pecinta alam, jurnalistik dan lain-lain. Lantas mengapa masih banyak Mahasiswa yang tidak mau berkarya? Sudah jelas ada organisasi yang siap dan menjadi sandaran tepat.

Ada satu bidang yang berkarya untuk keabadian. Kadang, banyak orang menyepelakan bidang ini. Ada pula yang merasa tidak mampu. Bila kita mengingat sewaktu Sekolah Dasar bahkan Taman Kanak-kanak, bidang ini sudah menjadi agenda wajib setiap hari. Ya, menulis. Menulis adalah berkarya untuk keabadian. Para penulis tidak akan pernah mati karena karyanya. Karyanya selalu dikenang bahkan menjadi ilmu pengetahuan turun menurun. Begitu luasnya jika kita menulis. Mustahil bila Mahasiswa tidak bisa menulis. Bukankah, mengarang sewaktu SD sudah menjadi hal yang tak asing bagi kita semua? Semua Mahasiswa pasti pernah mendapatkan tugas mengarang sewaktu SD. Maka, tak mungkin bila ada yang mengaku tidak bisa menulis. Hal tersulit adalah untuk memulai menulis.

Kemajuan teknologi juga menjadi kesempatan untuk melatih menulis. Blog pribadi menjadi alternatif baik bagi penulis pemula. Bahkan status Facebook, PM BBM atau caption di akun Instragram, dapat melatih menulis. Bukan asal copy-paste mengutip perkataan orang lain. Waktunya untuk berekspresi dan memberikan pendapat melalui tulisan.

Jika kita senang menulis, sudah pasti kita akan gemar membaca buku. Begitu luasnya apabila kita berkarya lewat tulisan. Bahasa itu sangat mahal. Seseorang tak bisa menjudge tulisan orang lain seenaknya saja, karena tulisan adalah pendapat dari penulisnya. Tak perlu ada kebohongan dalam tulisan. Tulisan itu penuh kejujuran. Mengutip perkataan Sayyid Quthb (1906-1966), “Satu peluru hanya mampu menembus satu kepala. Tapi, satu tulisan mampu menembus ribuan dan bahkan jutaan kepala.” Kepada Mahasiswa yang memiliki kegemaran menulis, selamat. Kalian sangat beruntung, berkarya untuk keabadian. (Siska FajKus)

No comments:

Post a Comment