UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI yang ‘MASIH’ KAMPUS PERJUANGAN - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Friday, 20 March 2015

UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI yang ‘MASIH’ KAMPUS PERJUANGAN


UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI yang ‘MASIH’ KAMPUS PERJUANGAN

(17/03) Sudah menjadi hal yang classic jika membicarakan tentang penegrian UNSIL. Kampus swasta yang dulu mengusung nama ‘Kampus Perjuangan’ dengan title memperjuangkan penegerian UNSIL tersebut, kini ‘masih’ menggunakan nama tersebut dengan tema perjuangan yang lain. Status yang didapat tidak serta merta membuat mahasiswa dan pegawai UNSIL menjadi sejahtera.
Setelah permasalahan demo pegawai yayasan dan pembayaran UKT kemarin, kini timbul permasalahan baru. Beberapa saat yang lalu, mahasiswa UNSIL yang digegerkan dengan kuliah malam, kini telah berhasil diatasi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Ekonomi sempat dibuat miris karenanya. Salah satu kelas dari jurusan tersebut mendapatkan kelas malam dari pukul 18.00-20.30 pada hari sabtu. Jadwal hari sabtu yang seharusnya sudah menjadi haram pada Universitas Negeri justru malah semakin menjadi dengan adanya kuliah malam tersebut. Hal ini disebabkan karena kurangnya kelas dan jadwal yang padat. “Kami sudah meminta jadwal baru teh, soalnya kalau malam kasian sama mahasiswa cewek nya, jauh juga rumahnya, tapi kemarin sudah mengusahakan ke prodi katanya mau diganti lagi, tapi ternyata masih belum bisa diganti teh.” Begitu tutur salah satu mahasiswa Pend. Ekonomi, Maylani. Namun, seiring berjalannya waktu, prodi pendidikan ekonomi akhirnya bisa meluruskan hal tersebut. Jadwal awal yang tadinya pukul 18.00 berubah menjadi pukul 07.00 pada hari yang sama namun digabung dengan kelas yang lain.
Ketidaknyaman ini selalu dikaitkan dengan masa transisi penegerian, sebagai mahasiswa dan karyawan UNSIL yang baik sudah seharusnya merencanakan masa depan yang terbaik tanpa memperhatikan masa lalu suram, namun dapat mempelajari hal yang ada sehingga tak melakukan kesalahan yang pernah terjadi.
                                                                                                            (Intan Ris)

No comments:

Post a Comment