CATATAN DINDA
PEREMPUAN DALAM LAMUNAN
Perempuan ini, duduk
di pelataran rumah. Meringkuk memeluk lutut. Sambil sesekali menyeka air matanya.
Tangannya masih sibuk membolak balik handphone. Seperti ingin menghubungi
seseorang namun tampak ragu. Lamat menatap layar handphone, mengetik
beberapa kata, lebih tepatnya hanya satu kata “hey..” lalu tombol kirim
ditekannya.
Tak lama hanphone itu
berdering, sebuah pesan masuk..
“aku sedang disamping
dia, tolong jangan menghubungi. Aku tak mau dia salah faham”
Demi melihat balasan
pesan tadi, perempuan itu membenamkan kepala diantara dua lututnya lalu
menangis. Tangis yang tertahan. Mungkin tak ingin seisi rumah mendengar
tangisannya.
Itu adalah pesan yang
kesekian kalinya yang coba ia kirimkan pada Saka. Mantan kekasihnya. Yang sudah
jelas masih sangat dia sayangi. Tapi entah mengapa harus usai ditengah jalan.
Dan jika Saka tidak lagi menaruh perhatian pada perempuan ini tentu dia tidak
perlu repot-repot membalas pesannya kan?
Perempuan ini kembali
tenggelam dalam tangisnya, sambil mengingat kembali masa itu, sore itu, saat ia
mencoba memperbaiki segalanya.
“kapan kau kembali?”
Saka bertanya dengan nada datar.
Perempuan ini menjawab
sekenanya “tadi pagi”.
“lalu ada perlu apa
kau memanggilku kemari?”
Perempuan ini duduk
tertunduk dikursinya, sudah lama sekali sejak ia bertemu langsung dulu, 5 tahun
yang lalu. Tak berani menatap sosok di seberang meja itu..
“apakah kita tidak
bisa memulainya dari awal lagi?” perempuan ini berbicara pelan masih tetap
tertunduk.
“maaf, apa aku tidak
salah dengar?” jawab Saka ketus
“apa kau lupa kau yang
memutuskan pergi waktu itu! Kau yang memilih menyerah. Bukankah kau selalu
mengeluh aku tidak bisa mengerti sifatmu, tidak bisa ada disana untuk
menghiburmu, untuk jalan bersama di akhir pekan atau mengantarmu berangkat ke
kampus.” Nampak Saka menahan emosi.
“ kau tau bagaimana
perasaanku saat itu? Entahlah, aku pun tak tau harus bagaimana menjelaskannya.
Kecewa, marah, sesak di dada. Padahal kau tau, disela-sela kesibukanku aku
selalu meluangkan waktu untuk menelfonmu, menanyakan kabarmu. Padahal kau tau
sendiri kan, bukanlah mudah meluangkan waktu untukmuu, sementara pesanan sudah
menumpuk dimeja. Bahkan bos sampai memarahiku Aku tak pernah mengeluhkan itu
padamu. Karena kamu itu penting untukku. Orang yang akan selalu aku utamakan.
Agar kamu tau, bahwa kamu aku perhatikan. Dan saat malam, kau bercerita
dan minta dinyanyikan sebuah lagu aku menahan kantuk dan letih setelah seharian
bekerja demi kamu. Aku belajar menyukai apa yang kau suka. Sejak kecil aku tak
menyukai gitar. Tapi aku belajar, agar aku dapat mendengar tawamu dari ujung
telefon. Agar kamu selalu bahagia.”
Perempuan ini masih
tertunduk. Kali ini sambil menagis..
“dan setelah semua
yang aku lakukan itu, kau bilang aku tidak mengerti kamu? Maka sungguh aku
benar-benar menyerah untuk mengerti. Bukankah kau juga yang meminta aku untuk
mencari penggantimu? Dan setelah semua luka yang aku lalui, kau meminta aku
untuk memulainya dari awal lagi? Kau pasti bergurau!!”
Semua ucapan Saka
waktu itu teringat jelas di kepala perempuan ini..
Saka, ini lucu sekali.
Padahal kamu yang aku lukai, tapi sat ini aku yang merassa sangat menyesal.
Padahal aku tau memang hanya kau yang mengerti segala tentangku. Sampai
akhir-akhir ini aku berfikir, “bisakah kamu tetap disini? Menghabiskan hidupmu
bersamaku. Tertawa lagi, bertengkar lagi, lalu saling memaafkan lalu jatuh
cinta lagi?” tapi jika kamu tidak bisa, aku mengerti.
Aku hanya perlu
bertahan dari rindu-rindu ini, aku harus mengerti bahwa kita tidak akan bisa
seperti dulu lagi. Aku hanya harus menjadi lebih kuat lagi. Karena tak ada lagi
yang bisa ku lakukan selain ini.
Tapi, Saka. Aku kangen kamu..
PERIHAL JATUH CINTA
Kalau bisa memilih
maka lebih baik jatuh cintalah hanya sekali saja.
Tak apa mereka
menganggapmu aneh, mengacuhkan setiap perasaan yang datang.
Tak apa mereka
menganggapmu bodoh, mengabaikan setiap perhatian yang datang mengisi
malam-malam sepi.
Biarlah mereka
menganggap dirimu manusia yang tak tahu diri, tak tahu terima kasih,
karena acuhmu pada setiap uluran tangan yang mereka berikan.
Biarkan saja, itu
hanya pendapat mereka yang tidak mengerti hakikan cinta sesungguhnya..
Kau tahu? Karena
lelah rasanya jika harus membuka hati. Lalu kemudian menutupnya kembali.
Menikmati setiap
proses menyenangkan yang akhirnya harus diratapi.
Merasakan bahagia yang
begitu sangat, lalu kemudian menjadi sebuah kebencian.
Tentu kau tau, cinta
bukan untuk main-main.
Bagaimana bisa kau
membuka hati untuk seseorang yang kau tahu tidak tepat?
Berkali-kali
menjatuhkan hati lalu kemudian berkali-kali pula merasakan patah hati.
Biarkan saja sepi
datang menemanimu.
Bukankah masih banyak
hal yang dapat kau lakukan sambil menunggu datangnya dia. orang yang memang
tepat bagimu.
Mempersiapkan hati untuk
kejatuhan yang lebih besar misalnya.
Atau bisa juga sibuk
memperbaiki kualitas diri?
KaRena sungguh kawan,
perasaan bukanlah hal yang bisa kau permainkan sesukanya.
MEREKA TIDAK MENGERTI
Kata orang aku tidak
boleh terus begini.
Aku tidak boleh selalu
membantumu ketika kau butuh bantuan.
Jangan selalu menuruti
apapun yang kamu minta.
Karena itu akan
membuat hatiku sakit.
Apalagi memberikan
saran saat kamu bertengkar dengan dia.
Karena aku akan
semakin kehilangan kamu.
Kata mereka aku hanya
dimanfaatkan. Lihatlah, kamu mendekat saat ada maunya saja.
Kamu menginginkan
perhatian yang tidak bisa kamu dapat darinya.
Kamu datang karena dia
tidak mampu menghapus kesedihanmu, kekecewaanmu.
Akhirnya aku
menghabiskan banyak waktu untuk membuatmu kembali ceria..
Mendengarkan kamu
bercerita, menemanimu berjalan-jalan.
Kita juga menonton
film drama, lalu menagis bersama..
Kita juga pernah pergi
ke tempat yang jauh. Jauh dari rumah, sampai-sampai kau tertidur disampingku.
Ah kalau saja aku
bisa, aku ingin terus seperti ini. Berhenti di momen ini..
Kata orang aku bodoh,
aku menghabiskan banyak waktu, membuat banyak kenangan, bersenang-senang
bersama tapi pada akhirnya bukan aku yang akan kamu kenang.
Bukan aku yang akan
ada disampingmu..
Ini lucu Fey..
Padahal kamu sedang
melukai aku saat ini.
Tapi aku tak bisa
menutup telinga untuk tidak mendengarkan. Aku tak bisa berpaling dan pura-pura
tidak peduli.
Aku pasti akan
disini.. selalu. Untuk kembali mendengarkan certamu. Untuk kembali membantu mu
menjadi lebih dekat lagi dengan dia.
Tak apa Fey, aku tak
terluka.. kalau itu demi kamu, demi kebahagiaan kamu, aku akan baik-baik saja.
Karena ini bukan
tentang kenangan yang terekam dikepala.
Bukan tentang sejauh
apa kita melangklah.
Bukan juga bagaimana
kita bersenang-senang bersama.
Tapi tentang hati.
Tentang apa yang kita korbankan untuk seseorang. Untuk tidak mengharapkan
apa-apa.
Hanya mencintai kamu..
dengan segenap hati ini..
from him to her..
No comments:
Post a Comment