TEKANAN HIDUP DAN CITA-CITA - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Wednesday, 24 February 2016

TEKANAN HIDUP DAN CITA-CITA

 

Tekanan hidup….?

Jika kita ditanya “apa cita-cita kita yang ingin digapai kelak?” mungkin jawaban kita “aaah aku mah gak muluk-muluk, yang penting orang tua senang” atau jawaban-jawaban lainnya yang sekiranya itu tidak muluk untuk kita gapai.

Bila sudah seperti ini, berarti kita sudah mendoktrin diri kita sendiri dengan suatu asupan bahwa kita tidak akan bisa menggapai cita-cita kita dengan level yang tinggi. Lalu pemikiran kita akan menerima asupan doktrin tadi. Jika pemikiran kita sudah memakai doktrin tadi untuk landasan hidup, maka aksi dan semangat kita untuk menggapai cita-cita yang tinggi akan pudar. Jika sudah pudar tentu tidak akan ada lagi kemauan untuk mencoba dan menggapai cita-cita tersebut.

Jika semua orang berfikir seperti itu maka tidak akan ada orang yang sukses atas karir dan cita-citanya. Sadarkah? Sebenarnya ada faktor penyebab kita mempunyai jawaban seperti yang disebutkan tadi. Padahal kita yang pilih sendiri cita-cita untuk tujuan hidup kita. Tapi kenapa kita memilih jawaban dengan level rendah?

Sebenarnya apa yang membuat kita menjawab “tidak muluk-muluk” ketika ditanya tentang cita-cita?

Sekarang coba kita ingat kembali ketika kita di masa kecil. Dulu jika kita ditanya tentang cita-cita, pasti tanpa ragu kita sebutkan cita-cita yang sangat tinggi, “aku mau jadi pilot”, “aku mau jadi tentara tangguh”, “ku mau jadi astronot”, jadi ini dan jadi itu. Ingatkah kita saat mengatakan itu?

Namun sekarang kenapa jawaban kita beda seperti saat kecil dulu saat ditanya tentang cita-cita? Fikiran kita berubah, kita pindah haluan tanpa kita sadari.

Oke, kita bahas sekarang.
Saat kita kecil kita belum pernah memikirkan tantang masalah hidup, karena kita masih belum mengenal apa itu masalah hidup. Saat kecil, fikiran kita masih bebas tanpa batas. Makanya anak-anak kecil akan menjawab suatu pertanyaan seperti itu dengan bebas dan lepasnya. Sebenarnya saat itu kita juga mempunyai tekad untuk menggapai cita-cita itu.

Permasalahan ini mulai sejak kita bertambah umur dan memperluas sosialisasi. Coba ingat dahulu saat masih berumur empat sampai enam tahunan. Saat itulah orang-orang di sekitar kita mulai menanyakan tentang cita-cita kita.dan kita akan menjawab pertanyaan tentang cita-cita itu. Jika kita menjawab dengan jawaban fantastis dan tinggi, kita pasti akan langsung di komentari “alaaaaaaaaah sok loe.”, “hahaha mimpi….!” Dan komentar-komentar negatif lainnya. Dari sinilah doktrin negatif tentang cita-cita kita dapatkan. Namun saat itu ada yang langsung putus asa akan hal itu, namun ada juga yang masih tetap mempertahankan cita-cita yang ingin digapai.

Tekanan itu tidak cukup sampai disitu saja. Saat umur kita bertambah lagi sekitar 6-12 tahun, kita pun mulai tertekan akan masalah-masalah hidup kecil. Begitupun dengan tekanan karena pelajaran-pelajaran sekolah, pengaruh teman sekolah dan orang-orang disekitar. Pada saat ini tekanan akan menjadi penghancur harapan akan cita-cita, sedikit demi sedikit akan hancur seperti yang sekarang mungkin anda rasakan sekarang.

Nah, sekarang mungkin kita sudah mendapatkan jawaban tentang kenapa cita-cita kita terbatasi.
Hal yang harus kita lakukan sekarang adalah kobarkan kembali semangat untuk gapai cita-cita yang setinggi-tinginya, buang semua komentar, doktrin dan semua tekanan yang menghambat dalam meraih cita-cita. Tetapkan cita-cita yang ingin diraih dengan berjuang untuk mewujudkannya. Bebaskan fikiran mu sebebas-bebasnya.

“INI CITA-CITAKU, DAN AKU YANG MENETAPKAN.” (Priatno/Gemercik)

No comments:

Post a Comment