Gemercik News- Tasikmalaya (27/02) Inter City Startup Cooperation (ICSC) menjadi salah satu program dari UPT Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Siliwangi yang berkolaborasi dengan Abaloq, salah satu perusahaan yang membidangi social development dibantu serta difasilitasi oleh Kementrian Ekonomi dan Kewirausahaan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Siliwangi. Kegiatan yang berlangsung pada pukul 08.00-13.30 di Ruang Rapat Rektorat Lantai 2 Universitas Siliwangi ini bertujuan lebih kepada mempersiapkan mahasiswa pelaku usaha makanan dan minuman untuk bisa belajar mengetahui bagaimana mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi revolusi industri. Peserta ICSC sendiri merupakan mahasiswa aktif Universitas Siliwangi yang telah memiliki usaha di bidang makanan dan minuman agar bisa memajukan lagi usahanya. Selain itu, mahasiswa yang belum memiliki usaha pun dapat mengikuti kegiatan ini untuk menambah pengetahuan dan wawasannya dalam bidang wirausaha.
Muhammad Iqbal Dzulfikar (24th) selaku Public Relation Abaloq memaparkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan karena Abaloq memiliki visi dan misi yang sama dengan Universitas Siliwangi, yaitu menghasilkan enterpreneur.
“Abaloq sendiri kan perusahaan yang membidangi social development ya pengembangan sosial gitu. Karena banyaknya enterpreneur yang tidak terfasilitasi dan terkonsultani dengan baik. Nah Inter City ini sebagai jembatan antara Kota Tasikmalaya dengan kota lain agar dapat bersinergi dan menghasilkan, outputnya dapat bekerja sama antara Kota Tasikmalaya dengan kota lain, karena tantangan setiap kota pasti berbeda," jelas Iqbal.
Iqbal menambahkan, kegiatan ini berawal dari Program kerja UPT Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Siliwangi yang telah direncanakan selama 1 tahun anggaran dan kemudian dikolaborasikan dengan konsep dari Abaloq yang selanjutnya dibuatlah wadah atau event Inter City Startup Cooperation (ICSC).
“ICSC sendiri merupakan sebuah Focus Grup Discussion yang membahas satu masalah, menerapkan pola pikir kita kepada orang lain yang berbeda perspektif dan akan menghasilkan satu solusi yang kemudian menjadi bekal untuk berwirausaha. Sebetulnya minat mahasiswa untuk berwirausaha itu ada, cuma aksinya kurang. Disini kita meyakinkan mereka bagaimana pentingnya wirausaha dan bagaimana menjalani pait manis berwirausaha,” tutur Iqbal.
“Kita menghadirkan 3 pemateri, yang pertama Toni Puji Kurnia owner dari ITS LIDI, M. Imam Buchory dari Rumah ORI, dan Dani Bustaman dari Owner Chicken Katsu Katsurupan. Workshop ini bertujuan mempertemukan startup di Kota Tasikmalaya dengan startup luar kota dan tidak hanya di bidang kuliner. Nantinya setiap 3 bulan sekali memang ada ICSC hanya saja berbeda chapter, misalnya digital creative atau tourism gitu,” Tambah Della Nurlaela, Ketua Pelaksana sekaligus konseptor ICSC dari Abaloq
Kegiatan ini juga memiliki beberapa kendala seperti kurangnya SDM dan para peserta yang datang tidak tepat waktu sehingga menghambat susunan acara. Seperti yang dijelaskan Firman, Mahasiswa jurusan Manajemen yang merupakan wakil Menteri bidang Ekonomi dan Kewirausahaan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Siliwangi.
“Ada kendala yang dihadapi itu dari kurangnya SDM, kurangnya kepanitiaan, dan juga dari pesertanya juga kurang tepat dan kurang disiplin.Waktu yang ditentukan tidak sesuai dengan kehadiran peserta untuk datang tepat waktu sehingga menghambat ke susunan acara,” kata Firman.
Firman berharap, semoga pengusaha muda yang mengikuti seminar ini bisa mendapatkan ilmu yang lebih tentang berwirausaha terlebih di bidang makanan dan minuman. Membangkitkan semangat berwirausaha untuk para mahasiswa agar tidak menjadi mahasiswa yang pasif serta nantinya dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Dia juga berpesan kepada para mahasiswa untuk tidak terlalu fokus kepada bisnis yang mereka jalani, tetapi juga tetap harus fokus pada tujuan awal kuliah yaitu berpendidikan.
“Pesan buat peserta karena kita masih mahasiswa ya masih belajar, jangan terlalu fokus sama bisnisnya tetapi kita juga tetap fokus sama tujuan kita kuliah berpendidikan. Ya pokoknya anggap saja bisnis itu sebagai selingan kita tapi tetap kita sebagai mahasiswa harus tetap belajar konsisten dan itu bisnis sebagai gambaran aja kita melihat kedepannya,” tutur beliau.
Sementara itu, Andi Rustandi selaku Kepala UPT Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Siliwangi juga berharap dan berpesan kepada para peserta bahwa mereka diharuskan berpikir ke depan dan bagaimana mereka bukan menjadi bagian dari masalah, akan tetapi menjadi solusi dari masalah.
“Bagi mahasiswa ataupun peserta-peserta yang lain ini harus berpikir bahwa berpikirnya jangan sampe gimana nanti tapi nanti itu bagaimana, tadi sudah ada informasi yang disampaikan oleh saya dan terkait penelitian bahwa terdapat 52,6 juta pekerjaan manusia digantikan oleh mesin. Kira-kira kita mau mencari kerja atau mau menciptakan pekerjaan bagi orang lain. Saya juga berharap dapat memunculkan wirausahawan-wirausahawan baru, karena salah satu penilaian untuk perguruan tinggi adalah dihitung dari banyaknya mahasiswa yang menjadi enterpreneur ketika lulus,” jelas Pak Andi.
Della Nurlaela, juga berharap bahwa nantinya para peserta dapat melihat potensi diluar kota seperti apa supaya mereka dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan startup di kota lain. Della berpesan semoga para peserta dapat terinspirasi untuk terjun ke dunia bisnis dan mereplikasi sistem untuk bisnisnya.
“Hasil yang diharapkan dari seminar ini ialah mereka dapat melihat potensi luar kota seperti apa agar nantinya dapat bekerja sama dengan startup di luar kota, kita ingin memberikan gambaran dan perspektif lain untuk nantinya bisa berkolaborasi. "Kalau untuk pesan buat para peserta ya dari kami semoga para peserta terinspirasi gitu dari kakak-kakak nya yang memang udah dan lebih dulu mungkin terjun ke dunia bisnis kuliner kaya gitu dan semoga ada memang sistem-sistem dari mereka yang bisa direplikasi untuk bisnisnya anak-anak startup kaya gitu dan ini kan namanya juga mau mengembangkan usaha ya karena mahasiswa kaya gitu jadi pasti banyak menemuan kendala dan semoga ilmu-ilmu yang tadi mereka dapatkan bisa diserap gitu sama anak-anaknya,” Jelas Della.
Salah satu peserta juga mengaku antusias terhadap seminar semacam ini untuk mengembangkan bisnis yang baru saja dirintisnya. Tidak hanya itu, dia juga mengungkapkan pesan dan kesannya untuk acara ini dan mengaku senang karena bisa mendapatkan ilmu tentang cara berbisnis yang benar.
“Acaranya sangat bermanfaat buat saya sebagai pebisnis wirausaha yang merintis , jadi buat ada acara ini jadi bisa mengetahui gimana wirausaha dari pemateri-pemateri yang sangat luar biasa. Kesannya senang gitu bisa punya wawasan baru buat saya untuk berwirausaha dan untuk menjalankan wirausaha dari awal sehingga gitu mengetahui cara berbisnis yang benar gimana buat mengembangkan usaha saya gitu.” Jelas Eka Rahmawati, Mahasiswi Jurusan Agroteknologi Angkatan 2015. (Ewrikkah & Yeyen Yenti)
No comments:
Post a Comment