Pendidikan Moral Pondasi Utama Membangun Bangsa yang Berkarakter - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Wednesday, 21 June 2017

Pendidikan Moral Pondasi Utama Membangun Bangsa yang Berkarakter

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya generasi bangsa sangat membutuhkan pendidikan. Negeri ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan yang bisa dicapai dengan pendidikan. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi penerus sudah sepatutnya bisa ikut membangun negeri ini agar lebih baik lagi. 


Sejak kecil, kita dididik dan di sekolahkan oleh orang tua, tidak lain agar kita menjadi anak yang berguna dan mendapatkan ilmu untuk bekal kehidupan. Tanpa kita sadari, selama proses belajar di sekolah karakter kita mulai terbentuk, mulai dari bagaimana cara kita belajar, bersosialisasi, mengerjakan sesuatu, maupun dalam hal sikap dan perilaku. Belajar di sekolah memang memberikan kita banyak ilmu, utamanya dalam bidang kognitif. Namun terkadang orang lupa akan hal lain yang sama pentingnya dari sekadar menguasai keilmuan secara teori, yakni bagaimana cara kita mengaplikasikan dan menggunakan ilmu yang didapat selama sekolah dalam kehidupan yang sebenarnya.

Pendidikan memiliki peran yang cukup penting untuk membangun bangsa yang berkarakter, karena pada hakikatnya pendidikan memiliki 2 tujuan, yakni membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar, serta membantu mereka menjadi manusia yang baik. Tujuan yang sebenarnya paling sulit untuk dicapai adalah tujuan yang kedua, yaitu membangun bangsa yang bermoral. Moral menyangkut perilaku, sikap dan karakter manusia. Melalui pendidikan yang kita dapat mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sampai perguruan tinggi merupakan sarana pendidikan moral yang utama. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut, siswa dapat dilatih dalam pembentukan karakternya, baik melalui mata pelajaran seperti Pendidikan Kewarganegaraan maupun kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, OSIS, MPK, dan sebagainya.

Pendidikan tanpa moral adalah sebuah kecacatan, bagaikan kacang tanpa kulit. Begitupun dengan ilmu yang kita dapat selama mengenyam pendidikan, antara kognitif dan moral haruslah seimbang agar dapat hadir keselarasan antara keduanya. Akan percuma saja bila kita pintar dan cerdas namun kepintaran tersebut digunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Kita ambil contoh yang konkret, misalnya para koruptor. Dilihat dari tingginya jabatan yang disandang para koruptor tersebut, dapat dipastikan bahwa mereka adalah orang-orang pintar, namun menggunakan kepintarannya untuk melakukan kejahatan. Perbuatan semacam ini bukan hanya akan merugikan pihak lain, namun diri sendiri juga tak luput dari dampak buruknya, meskipun tidak terasa dalam waktu yang dekat.


Keberhasilan yang sesungguhnya terletak pada bagaimana kita bisa memberikan manfaat dari kecerdasan yang dimiliki. Hal ini berkaitan erat dengan moral setiap individunya. Apabila moralnya baik, maka akan memberikan manfaat. Begitupun sebaliknya, apabila moralnya buruk maka akan memberikan kerugian dan kesia-siaan, entah itu untuk dirinya sendiri, sesama, bahkan negara. Oleh sebab itu pendidikan kognitif haruslah seimbang dengan pendidikan moral, agar tercipta bangsa yang berkarakter di mana nantinya dapat turut membangun negeri ke arah yang lebih baik lagi. 


(Sema Nurliana)

No comments:

Post a Comment