Berawal dari keprihatinan karena tidak adanya toko buku bacaan di sekitaran kampus UNSIL, beberapa Mahasiswa mendirikan sebuah wadah untuk memfasilitasi kebutuhan mahasiswa tentang buku. Seperti yang kita tahu, di daerah UNSIL sendiri tidak ada pasar buku murah dan lengkap seperti di kota-kota besar lain.
KPK atau singkatan dari Komisi Pemberantas Kebodohan mencoba memberikan perantara bagi mahasiswa yang kesulitan mencari buku-buku baik itu tentang perkuliahan maupun hiburan seperti novel, hasil-hasil research dan bahkan buku-buku terbitan Dosen sendiri. KPK mencoba memfasilitasi kebutuhan buku para mahasiswa yang sulit dicari di sekitaran kampus UNSIL.
“Buku itu kan penting banget ya, untuk Mahasiswa. KPK sendiri baru berdiri kurang lebih sekitar satu bulanan, dan karena belum memiliki toko sendiri kita sering membuka stand di tribun FISIP, depan Gedung Mandala, dan insyaAllah di CFD Tasikmalaya. Kami berniat untuk memfasilitasi, sekaligus berwirausaha.” Ujar Siti Khoiroh (FISIP 2015) selaku salah satu pendiri KPK yang ditemui sedang menjaga stand di depan Mandala pada Rabu, (21/09). KPK ini memiliki kerjasama dengan berbagai pihak seperti penerbit dan toko buku lainnya.
Komisi Pemberantasan Kebodohan cukup diapresiasi, bahkan beberapa Dosen dan staff rektorat ada yang membeli buku kepada mereka. Namun, perlu disayangkan karena kurangnya minat dan apresiasi dari mahasiswa sendiri. Mahasiswa di UNSIL terlihat cukup banyak yang kurang mengapresiasi karena tidak suka membaca. Padahal Mahasiswa adalah salah satu pihak yang seharusnya senang untuk membaca. Menjadi suatu kewajiban kita semua, untuk terus mencoba menumbuhkan minat baca pada seluruh masyarakat Universitas Siliwangi. Kita semua bisa membuka cakrawala, dengan membaca.
Rosi Risalah
No comments:
Post a Comment