Be A Real College Student - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Sunday 9 October 2016

Be A Real College Student


Mahasiswa. Satu kata yang tak asing untuk didengar. Satu kata yang bisa digambarkan dengan beribu opini tentangnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswa artinya ma·ha·sis·wa orang yang belajar di perguruan tinggi. Tentu saja mahasiswa itu setingkat lebih tinggi dari anak SMA, dimana pada masa-masa itu tingkat konsistensinya masih sangat kurang, atau biasa lebih dikenal dengan istilah 'labil'. Berbeda dengan sekarang saat kita sudah menjadi seorang mahasiswa, tentu tanggung jawab pun bertambah, pemikiran menjadi lebih luas dan matang, mulai konsisten atas apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan, serta mulai merealisasikan berbagai pemikiran-pemikiran cerdas untuk kemajuan bangsa.

Tak bisa dipungkiri, salah satu dari sekian banyaknya opini ketika kita mendengar kata mahasiswa adalah bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual yang diharapkan dapat memberikan manfaat dengan berbagai macam gagasan semangatnya. Mahasiswa dianggap cukup dewasa untuk mampu menuangkan ide-ide cemerlangnya untuk turut andil dalam pembangunan negeri.

Terlepas dari itu semua, banyak yang mengatakan bahwa mahasiswa adalah agent of change, yang artinya adalah agen perubahan. Mengapa dikatakan demikian? Menurut saya pribadi, sebagian besar mahasiswa berada dalam usia emasnya. Usia yang sangat produktif untuk menghasilkan gagasan-gagasan, juga tindakan-tindakan yang dapat membawa perubahan, khususnya untuk dirinya sendiri, umumnya untuk bangsanya. Disadari atau tidak, jika kita telah menjadi mahasiswa kita dituntut untuk bisa menghasilkan inovasi-inovasi baru demi kemajuan negeri. Ya, seperti kata Bung Karno, "Beri aku 10 pemuda, maka akan aku guncangkan dunia". Kesimpulannya bahwa pemuda merupakan sosok yang sangat berpengaruh bagi maju mundurnya suatu negara. Karena mahasiswa itu tak hanya sekedar status, namun juga perlu dipertanggungjawabkan atas segala sesuatu yang diharapkan darinya. Serta perlu realisasi agar kita memang layak menyandang status mahasiswa tersebut.

Dari paparan diatas, terlihat bahwa mahasiswa sangat diharapkan untuk bisa turut andil dalam pembangunan negeri. Lalu sekarang apakah kita bisa menjadi apa yang diharapkan? Jawabannya ada didalam diri kita masing-masing. Memang sangat disadari bahwa untuk langsung turun tangan dalam pembangunan negeri terlihat sulit. Namun apa salahnya jika kita mencoba dari hal-hal kecil, dan mencobanya dari diri kita sendiri.

Bagaimanapun juga, peran mahasiswa dimulai dari diri sendiri. Sebelum mulai berperan untuk negeri, marilah mencoba berperan untuk diri sendiri dan lingkungan terdekat. Bagaimana kita ingin berperan untuk orang lain, terlebih lagi negara, jika berperan untuk diri sendiri saja masih sulit dilakukan. Lalu bagaimana cara kita mulai berperan sebagai sebenar-benar mahasiswa?


1. Be a real man with IMTAQ (Iman dan Taqwa)
Mahasiswa yang hebat adalah mahasiswa yang dekat dengan Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Iman dan taqwa merupakan dasar dari segalanya. Bagaimana jika ia bisa berperan untuk negeri jika dasar keimanan saja dia tak punya. Jadilah mahasiswa beriman yang banyak berkontribusi untuk negeri bukan malah semakin menambah problematika negeri. Jadilah mahasiswa yang layak untuk diharapkan untuk membangun negeri.

2. Be a leader for your self. Manage your self, so you can manage each other.


Saya tegaskan lagi disini, segala sesuatu itu diawali dari diri sendiri. Bersegeralah untuk keluar dari zona nyaman, bangkit dan tatalah segala impian. Mulai untuk berintrospeksi diri, dan memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Sadari berbagai kekurangan dan penyakit hati yang kian melanda, dan tentunya akan semakin menghambat peran kita untuk pembangunan. Terimalah kritikan sepahit apapun itu, karena mahasiswa hebat adalah mereka yang dapat merubah kritikan menjadi semangat motivasi untuk maju


3. Seimbangkan antara intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

IP yang tinggi memang menjadi dambaan bagi seluruh mahasiswa. Namun ingat, suksesnya berperan untuk negeri itu tidak hanya melulu soal angka. Justru rasanya berperan dan meningkatnya pelajaran hidup itu dari ekstrakurikuler, semisal aktif dalam berorganisasi. Jangan hanya mengejar tingginya IP, tapi lakukan juga kontribusi nyata untuk negeri. Disini saya tidak bermaksud untuk mengesampingkan angka. Hanya mengimbau cobalah untuk seimbang antara kuliah dan organisasi. Karena IP yang tinggi saja tidak cukup untuk membangun negeri, tentu saja diperlukan berbagai kontribusi nyata untuk bisa membangun negeri yang tercinta ini. 


4. Jadilah mahasiswa yang penuh dengan kreasi dan inovasi untuk lebih berkontribusi.

Seperti yang kita ketahui, mahasiswa tidak hanya bertemu dengan buku dan ruang kelas. Mahasiswa bisa mengisi waktu luang mereka dengan berbagai ide-ide cemerlang untuk berinovasi demi pembangunan negeri. Misalnya, jadikan hobby kita sebagai sarana untuk menghasilkan inovasi baru. Sebagai contoh hobby menulis. Tentu saja hobby yang satu ini menjadi incaran banyak perusahaan-perusahaan surat kabar serta media pers yang nantinya bisa membuat pundi-pundi uang kita meningkat. Tentu saja dalam menulis ini kita harus hati-hati. Tuangkanlah tulisan yang sesuai dengan realita bukan opini sepihak, agar tidak ada pihak yang dirugikan. Dan masih banyak lagi hobby-hobby lain yang juga dapat turut membantu pembangunan negeri. Seperti yang dikatakan Bapak Walikota Bandung, Ridwan Kamil “Pekerjaan yang menyenangkan adalah hobby yang dibayar.” Tentu saja ini dapat turut menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan semakin banyaknya lapangan pekerjaan maka itu dapat mengurangi angka pengangguran sekaligus dapat menekan angka kemiskinan di negeri ini. Bukankah itu juga berarti kita berperan untuk pembangunan negeri?

5. Periksalah kembali lingkungan sekitar, mereka itu kawan apa lawan?

Disadari atau tidak lingkungan sekitar itu bisa turut mempengaruhi kepribadian seseorang. Lingkungan yang baik tentu akan memberi pengaruh yang baik bagi diri kita, begitu juga sebaliknya. Karena kawan tidak akan pernah menjerumuskan kita terhadap hal yang negatif. Justru mereka senantiasa memotivasi kita juga turut campur tangan menjaga kekompakan untuk menciptakan berbagai gagasan-gagasan emas demi membangun negeri ini.

6. Perbanyak koneksi dan relasi agar prestasi semakin menghiasi.

Dengan kita memperbanyak koneksi dan relasi maka kita semakin mengetahui dunia luar. Bukalah wawasan seluas-luasnya karena hidup kita tidak hanya melulu soal tatap muka. Berbagai informasi mengenai beasiswa, event, perlombaan, serta kejuaraan dapat kita dapatkan dengan seiringnya perkembangan dunia komunikasi dan transportasi. Mahasiswa yang hebat adalah mereka yang dapat mengukir berbagai prestasi, baik itu didalam negeri maupun diluar negeri. Dengan begitu tentu saja kita bisa turut andil dalam membangun negeri ini.

Dapat disimpulkan bahwa menjadi mahasiswa yang berperan untuk membangun negeri itu berawal dari diri sendiri dan berawal dari hal-hal sederhana. Jangan pernah sekalipun menunda-nunda pekerjaan, semakin kita menundanya maka semakin kita memperlambat kemajuan negeri. Jadilah diri sendiri karena tanpa kita sadari diluar sana banyak yang menginginkan berada di posisi kita. Bersyukurlah dan berbanggalah bahwa kita dapat berdiri disini dan menjadi bagian untuk turut serta dalam pembangunan negeri.

Jangan menjadi mahasiswa yang sekedar aktif tapi jadilah mahsiswa yang aktif dan berperan. Aktif itu biasa, tapi berperan itu luar biasa. Semua orang bisa hanya sekedar aktif, tapi berperan? Tentu hanya segelintir orang yang dapat melakukannya.

Seperti apa yang dikatakan oleh Bapak Anies Baswedan, “Kuliah adalah masa mengembangkan diri setelah itu baru datang masa berkontribusi”. Mari mulai bergerak bangkit dan buktikan bahwa mahasiswa Indonesia bisa banyak berperan untuk pembangunan negeri.

Jika bukan kita, siapa lagi?
Dan jika bukan sekarang, kapan lagi?
Salam semangat Mahasiswa Indonesia! 
Pengirim:
Nindyta Rosalina
Calon Anggota Persma UNSIL 2016

No comments:

Post a Comment