Ramadhan Tunggal, Ramadhan Tertinggal - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Thursday 21 July 2016

Ramadhan Tunggal, Ramadhan Tertinggal


Setelah mengalami perbedaan sampai menimbulkan perdebatan dari berbagai kelompok dalam penentuan jatuhnya Hari Pertama Ramadhan, Tibalah Waktu yang dinanti oleh seluruh umat kaum muslimin, umat Muhamad. Sesaat sebelum memasuki Bulan Suci Ramadhan, berbagai tradisi di berbagai daerah di Indonesia diguar. Misalnya, tradisi penyambutan bulan suci ramadhan yang dilakukan oleh warga Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, melakukan pawai Obor di malam hari.

Di daerah – daerah lainnyapun di Indonesia mempunyai ciri khas masing – masing dalam rangka menyambut Bulan penuh berkah, Bulan Suci Ramdhan. Mengingatkan warga sekitar agar menjaga iman dan ketaqwaannya dalam menjalankan segala peribadahan di bulan Suci Ramadhan. Karena, tidak sedikit godaan dan rayuan hawa nafsyu kepada masing – masing umat yang nantinya akan menodai ibadah kita semua.

Ada rasa bangga yang teramat dalam, ketika menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, karena pada bulan Ramadhanlah, segala jenis Ibadah, baik yang wajib maupun Sunatullah, ganjarannya dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Ada beberapa hal yang harus kita renungkan masing – masing. Lebih ke arah intropeksi Diri. Semakin menuanya usia, semakin bertambahnya umur kadangkala keimanan kita berkurang, ketaatan kita kepada Allah SWT kian menipis. Seharusnya hal semacam itu harus berbalik, semakin bertambahnya umur, keimanan kita mesti kian menguat bukan sebaliknya. Fenomena ini salah satunya disebabkan oleh masuknya Era Informasi yang mengglobal. Budaya – budaya barat yang berbau Liberal telah menjadi virus dan merupakan wabah penyakit sosial bangsa kita, khususnya generasi muda umat islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “ Bagian Negeri yang paling Allah cintai adalah masjid – masjidnya, dan bagian negeri yang yang paling Allah benci adalah pasar – pasarnya.” (HR. Muslim). Berapa kadar cinta kita kepada masjid bila dibandingkan kepada tempat hiburan ? Mudah – mudahan kita termasuk kedalam golongan yang memiliki rasa cinta lebih besar untuk memuliakan (membangun) masjid, daripada termasuk kedalam golongan yang memiliki rasa cinta lebih besar untuk memuliakan (membangun) tempat hiburan.

Tidak sedikit diantara kita yang berlomba – lomba mendapatkan Tiket untuk pergi ke tempat hiburan yang berbayar. Rela mengantri bahkan berani bayar ganda, kala tiket habis. Hanya untuk tak melewatkan acara hiburan. Misalnya, Nontonton Konser Musik, Pergi ke bioskop nonton film, pergi hiburan ke tempat karaoke, bersantai ke tempat wisata dan lain semacamnya. Semuanya hampir tak ada yang tak berbayar, semua berbayar. Tapi, kita rela merogoh kocek besar – besaran untuk melampiaskan nafsu kita yang haus akan hiburan. Antusiasme Generasi muda terhadap seni, hiburan memang kian kuat. Bukan masalah besar walau harus berbayar.

Namun, Kelak mendapat undangan agung dari Allah SWT, hanya sedikit yang menghadirinya. Padahal Undangan dari Sang Pencipta itu tidak berbayar alias gratis. Ada apa dan Kenapa bisa seperti Ini ? Kita rela mengantri, lari sana – sini hanya untuk mengejar tiket berbayar serta sekedar melancarkan keinginan kita ? Lantas, sebagian dari kita, bahkan termasuk saya, begitu sukar berlomba – lomba mengejar tiket gratis untuk memuliakan masjid ? Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nuur : 43 “Bertasbih kepada Allah di masjid – masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan petang”. Kaki kita seolah berat melangkahkan kaki ke masjid di pagi hari, di saat suasana sejuk. Namun, pergi ke tempat hiburan dimalam hari seolah – olah tak keberatan. Justru sebaliknya, langkah kaki kita lebih ringan ketika pergi ke tempat hiburan daripada pergi ke mesjid. Astagfirulloh hal adzim. Agar langkah kaki kita semakin ringan ke masjid, semkain sering pergi ke masjid daripada ke tempat hiburan, ada baiknya mungkin untuk tidak pergi ke tempat hiburan di malam hari. Pergi ke tempat hiburan malam hari merupakan salah satu faktor perkembangbiakan rasa malas. Untuk mensiasati hal itu, Pemerintah Daerah, Pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi serta Pusat harus mendorong hal ini. Salah satunya adalah pembuatan kebijakan untuk pembatasan waktu aktifitas Tempat Hiburan di malam hari. Karena, tanpa adanya kebijakan yang tegas serta pengawalan implementasi kebijakan yang dikeluarkan, Generasi Muda Emas yang dicanangkan tahun 2045 tidak akan terlaksana. Untuk melihat Generasi muda di masa yang akan datang, tak perlu berkhayal, lihatlah keadaan Generasi Muda Saat Ini.

Oleh, Karena itu, Bulan Suci Ramdhan yang datang satu kali dalam satu tahun. Bulan Tunggal yang penuh berkah diantara bulan – bulan lainnya, mari kita jadikan sebagai ajang refleksi, ajang upgrading atau penguatan kembali keimanan dan ketaqwaan kita semua terhadap Allah SWT. Terlebih untuk membangun dan Memuliakan Masjid. Sesungguhnya, orang – orang yang membangun serta memuliakan masjid, kelak Allah akan membangunkan yang serupa di surga. Ini tertuang dalam Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “ Barangsiapa yang membangun masjid ikhlas karena Allah maka Allah akan membangunkan baginya yang serupa dengannya di surga” (HR. Muslim) Semoga kita bisa menanamkan dan mengembangkan rasa cinta yang lebih besar untuk membangun dan memuliakan masjid daripada cinta kita untuk membangun dan memuliakan tempat hiburan. Wallahu alam.


R. Eka R.R.
Mahasiswa Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

No comments:

Post a Comment