BIODATA PENULIS
Nama : Rini Saraswati
Jurusan : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Alamat : Kp. Babakan Rt/Rw : 006/003 Ds. Cidugaleun
Kec. Cigalontang Kab. Tasikmalaya 46463
No. Hp : 0857 9529 7160
Fb : Rini Saraswati
Blog : rinisaraswati18.blogspot.com
Hentakkan kaki di koridor luar kelas
disertai canda tawa mengenai obrolan yang entah apa judulnya, seringkali
menganggu konsentrasi belajar para mahasiswa. Sontak setelahnya sebagian dari
mereka merasa ingin cepat keluar, ya memang karena arah fokus mereka bukan
terhadap materi yang disampaikan dosen lagi melainkan terhadap rencana kegiatan
mereka setelah jam mata kuliah berakhir. Tak terkecuali dengan Nadya Azzahra
mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.
Saat itu, kondisi Nadya bisa
dibilang dalam keadaan baik. Konsentrasinya tak pernah sedikitpun goyah.
Pandangannya terus melekat terhadap mata lain yang kini menjadi pusat
perhatiannya, siapa lagi kalau bukan Bunda Yuyun. Dosen yang selama ini menjadi
motivasi bagi dirinya untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Akan tetapi,
entah muncul darimana sebingkai kegelisahan mulai menerkam hati dan pikiran
Nadya.
“oh
Tuhan... butuh waktu berapa lama lagi aku untuk segera keluar menyelesaikan jam
mata kuliah ini? Aku harus pergi.” Ucapnya dengan suara yang tak begitu keras
tapi dapat terdengar oleh teman sejawatnya yang bernama Nabila.
“kamu
kenapa Nad? Ada masalah? Mata kuliah bunda tinggal sepuluh menit lagi kok.”
Bisik Nabila ke telinga Nadya.
Nadya tak begitu mengenyahkan
perkataan temannya itu. Ia hanya mengangguk pelan dan kembali mencoba
mengarahkan fokus perhatiannya lagi terhadap materi yang sedang disampaikan.
Tapi anehnya, cara itu tak begitu berhasil. Nadya tetap merasa gelisah.
Kemudian, Nadya ambil pulpen dan menulis di secarik kertas.
Aku akan selalu
mengingatmu dalam hal apapun
Segala tentangmu dan
segala pesan dan amanatmu terhadapku
Aku akan mencoba
mencintai apa yang kamu cintai
Aku akan coba menjalani
apa yang selama ini kamu jalani
Aku akan melanjutkan
cita-cita dan perjuanganmu, Nar
Sepuluh menit yang terasa
menyesakkan itu pun berlalu, lantas Nadya pergi ke Mesjid untuk menunaikan
Shalat Ashar. Setelahnya, Nadya langsung bergegas ke tempat yang sedari tadi
menjadi fokus dalam hati dan pikirannya. Ya, Nadya pergi ke sebuah bascamp UKM yaitu Pers Mahasiswa.
Persma bagi Nadya bukan hanya sebuah
keinginan semata tetapi lebih mengarah ke sebuah kebutuhan. Entah mengapa hal
itu bisa terjadi. Yang ia tahu, di persma ia menemukan sebuah kebebasan. Di
persma ia menemukan sebuah kesempatan. Kini ia tak lagi membungkam semuanya
sendirian. Yang ia tahu dan yang ingin ia beritahukan dapat dengan mudah ia
luapkan di Persma. Sejak saat itu ia menyadari bahwa persma adalah pahlawan
baginya. Disepanjang jalan Nadya teringat sesuatu.
Jumat, 19 juni 2015
Suasana terasa sangat sepi di
persimpangan jalan. Disana terlihat dua orang anak remaja yang mengenakan
seragam putih abu. Mereka duduk bersebelahan sembari menatap ke arah jalan.
Kebetulan saat itu sedang hujan deras. Seorang Remaja laki-lai tersebut memulai
pembicaraan kepada seorang wanita disampingnya.
“nad,
kamu kenapa? Kalau kamu ada masalah kamu bilang sama aku. Jangan apa-apa kamu
simpan sendirian. Masalah kamu harus kamu hadapi. Jangan kamu hanya meratapinya
saja. Kamu ceritakan semuanya kepada oranglain yang kamu percaya. Apabila kamu
ga sanggup. Cobalah kamu ceritakan nya lewat tulisan. Apa yang kamu inginkan.
Segala yang mengganjal dalam pikiran mu tuangkanlah disana. Menulislah Nad,
jangan kamu sia-siakan bakat kamu itu. Kamu harus terus berkarya. Kamu jangan
hanya berhenti pada satu titik saja. Kamu pasti bisa. Kamu pasti bisa. Mulailah
nad.” Kata laki-laki disamping Nadya.
Sejak saat itu, Nadya tersadar
kemampuan dia yang lemah dalam berbahasa bukan alasan baginya untuk tidak
menuangkan berbagai ide dan gagasan dalam pikirannya. Ia bisa menulis. Apa yang
ingin ia ungkapkan bisa tersampaikan kepada orang lain lewat itu. Dan di Pers
Mahasiswa itulah segala aspirasinya dapat ditampung tanpa terkecuali. Entah itu
sebuah berita, essai, ataupun karya sastra.
Terimakasih
Dinar, terima kasih Pers Mahasiswa dan terima kasih Universitas Siliwangi.
***
No comments:
Post a Comment