Tarawih Tercepat Di Indonesia

Selain berpuasa, di bulan Ramadhan umat muslim juga melakukan ibadah sholat tarawih di malam hari. Sholat sunah ini biasanya dilakukan di masjid secara berjamaah. Ada masjid yang melakukan sholat tarawih sebanyak delapan rakaat ditambah witir tiga rakaat, ada masjid yang melakukan sholat tarawih sebanyak dua puluh rakaan ditambah witir tiga rakaat. Secara perhitungan, masjid yang sholat tarawihnya sebelas rakaat tentu lebih cepat selesai dibanding yang dua puluh tiga rakat. Namun, tidak demikian kalau kamu tarawih di Pesantren Mambaul Hikam Mantenan, Udanawu, Blitar.

Pelaksanaan shalat tarawih di masjid tersebut telah berlangsung dari generasi ke generasi secara turun-temurun. Pesantren tersebut telah didirikan oleh KH Abdul Ghofur sekitar 160 tahun yang lalu dan sejak itu pula mereka melaksanakan sholat tarawih super kilat tersebut. Salah seorang pengasuh pesantren menyatakan bahwa dirinya hanya mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh para sesepuh dan tidak berani mengubahnya.

Lalu Apa Pendapat Ulama Besar Dunia Mengenai Fenomena Ini?

“Shalat mereka bentuk dari shalat yang jauh dari kekhusyukan, dan kemungkinan hal itu terjadi karena kekurangpahaman mereka terhadap ajaran agama. Ada baiknya mereka mengulangi shalatnya dengan cara yang lebih baik. Jangan jadikan shalat hanya sebagai adat, karena shalat itu adalah ibadah,” ujar Dr. Muhammad As-Shahat, sebagaimana dilansir oleh Media Online Mesir; ElBalad, Minggu (28/6).

Dr. Muhammad As-Shahat juga menjelaskan bahwa Rasulullah Saw melarang shalat yang terlalu cepat, tanpa adanya thuma’ninah (diam tenang, salah satu rukun) dalam shalat. Dengan mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi: “Tidak dinilai sebagai shalat, seseorang yang melakukan shalat tapi tidak tegak tulang punggungnya (diam sejenak/thuma’ninah) disaat rukuk dan sujud”.