SOSOK :
"Letjen TNI (Purn) H Mashudi"
Mahasiswa Universitas Siliwangi sebagian besar mungkin tidak tahu dengan sosok yang satu ini, Letjen TNI (Purn) H Mashudi, Beliau adalah salah satu yang sangat erat kaitanya dengan Universitas Siliwangi. Sosok Letjen TNI (Purn) H Mashudi lahir di Garut 11 September 1920. Letjen TNI (Purn) H Mashudi adalah salah satu sosok yang berinisiatif untuk mendirikan Universitas Siliwangi (kini Universitas Negeri Siliwangi) di
Tasikmalaya pada tahun 1978 dan diresmikan tahun 1983. Universitas tersebut
juga sekaligus dianggap sebagai monumen hidup Kodam III Siliwangi.
Kiprah Mashudi dalam berbagai bidang, terutama pendidikan dan kepanduan menjadikannya tokoh panutan yang disegani, dan mengantarkannya sebagai salah satu tokoh yang paling inspiratif. Beberapa tahun menjelang akhir hayatnya, Mashudi mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2000. Banyak kontribusi Mashudi
lainnya selaku anggota Kodam III Siliwangi, hingga beliau diangkat menjadi
Gubernur Jawa Barat selama dua periode (1960-1970). Berkat kepiawaiannya,
Mashudi dianugerahi Bronze Wolf Award dari World Organization of Scout Movement
(WOSM). Dalam sejarah, hanya empat orang Indonesia yang mendapatkan penghargaan
teringgi dalam dunia kepanduan itu. Tiga orang lainnya selain Mashudi adalah
almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX, almarhum H. Azis Saleh, dan almarhum
Liem Beng Kiat. Mashudi juga sempat
menduduki jabatan Wakil Ketua MPRS (1966-1972), menjadi Ketua Mabida Pramuka,
bahkan ketika memasuki Masa Persiapan Pensiun, tahun 1973, waktu Mashudi
sepenuhnya dihabiskan untuk mengembangkan usaha dan kegiatan Pramuka.
Mashudi memang tokoh yang mendunia, namun sekaligus
cinta pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Beberapa tahun lalu,
ketika terjadi perpecahan di sana-sini dalam bentuk kerusuhan antarsuku,
antargolongan, dan antaragama, serta munculnya ide untuk menjadikan Indonesia
sebagai suatu negara federasi, Mashudi mengatakan, ”Saya sedih melihat Indonesia
yang di ambang perpecahan. Kamu, kaum muda, harus membantu mempertahankan NKRI
tetap satu dan jaya.” Ujarnya.
Rabu 22 Juni
2005 pukul 11.10 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Jenazah tokoh Pramuka
kelahiran Garut 11 September 1920, itu dikebumikan Kamis 23 Juni 2005 pukul
10.00 WIB di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung, Jawa Barat.
RISYAL SAPUTRA - GEMERCIK INFO UKM PERS MAHASISWA UNIVERSITAS SILIWANGI
No comments:
Post a Comment