HARD NEWS
Ada Apa dengan OMBUS ?
Senin (24/11). Orientasi mahasiswa baru adalah sebuah sebutan yang akan mengantarkan pikiran kita kedalam bayangan bagaimana mahasiswa disambut untuk kegiatan-kegiatan unik yang diberikan oleh senior-senior mereka di setiap kampus diseluruh Indonesia. Kegiatan ini ada untuk membentuk watak, memperkenalkan kampus serta sebagai gerbang awal untuk menyambut bibit-bibit baru yang akan mengikuti perkuliahan di Universitas tersebut. Sama halnya dengan Universitas Siliwangi. Perubahan status Universitas Siliwangi dari swasta menjadi negeri, membuat lembaga serta komponen-komponennya ikut turut berubah. Seperti halnya dengan masa pengenalan atau OSPEK yang biasa disebut dengan P2SPT (Program Pengenalan Studi Pendidikan Tinggi), kini telah dirubah menjadi OMBUS (Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi).
Kenapa harus OMBUS ? Menurut ketua pelaksana OMBUS, Wildan Rahman Hakim yang kini sedang berada di tingkat akhir Pendidikan Ekonomi, nama tersebut merupakan hasil observasi yang dilakukan di UNSOED (Universitas Soedirman). “Silsilah perubahan nama tersebut sebenarnya karena perubahan status negeri UNSIL, sehingga BAK ingin adanya penyegaran nama. Pak Majid sebagai ketua BAK mengusulkan 3 nama, tapi yang dipakai adalah OMBUS. Biasanya hanya OMB, tapi kami tambahkan US sebagai singkatan dari Universitas Siliwangi, sehingga menjadi OMBUS.” Begitulah tutur MENDIKMA DEM tersebut. Mahasiswa yang mengikuti OMBUS tahun ini sebanyak 3.471 untuk mahasiswa baru dan ada 60 mahasiswa yang mengulang dari tahun-tahun sebelumnya. Jika mengungkit tentang ketidaklulusan mahasiswa di OMBUS kali ini, banyak mahasiswa yang tidak lulus. Kriteria penilaian yang dipegang oleh DEM diantaramya adalah kehadiran dan pelanggaran. “Mahasiswa yang tidak hadir lebih dari 1 hari akan ditandai, selain itu juga adanya pelanggaran sedang dan berat yang masing-masing kami beri nilai 20, jika melebihi angka tersebut maka kami anggap mereka tidak lulus.” Ujar mahasiswa 22 tahun tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kekritisan mereka dan menganalisa mengenai hal ini.
Anggaran selalu menjadi permasalahan yang paling utama. Sebuah kegiatan tidak akan berjalan dengan baik jika anggaran yang dikeluarkan tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu contohnya seperti perubahan nama dari P2SPT menjadi OMBUS kemudian menjadi P2SPT kembali. “Sebenarnya, perubahan nama dari OMBUS ke P2SPT ini bukan keinginan Fakultas, tapi keinginan para aktivis ORMAWA. Kami mengusahakan lobby yang terbaik untuk ativis ORMAWA, tapi tetap saja kan apa yang kita inginkan tidak selalu terkabul dengan cepat, pasti ada proses di dalamnya. Nah, dengan proses ini akhirnya biaya bisa turun dan P2SPT bisa kembali menjadi OMBUS.” Begitu kata beliau. Contoh lain adalah ketika DEM bekerja sama dengan KSR. DEM membutuhkan KSR untuk melakukan pertolongan pertama kepada mereka yang terluka atau sakit, tapi KSR pun butuh obat untuk menangani pasien nya, sehingga muncul kembali permasalahan tentang anggaran. Contoh terakhir adalah ketika ada peserta yang mengulang. Kenapa hal tersebut menjadi salah satu masalah yang dihadapi DEM ? Ketika DEM merekrut panitia dari tahun 2013 kemudian ada peserta yang mengulang dari tahun 2012 atau 2011, maka si panitia akan merasa canggung atau segan, namun permasalahan tersebut tidak berlangsung lama karena diantara mereka masih banyak panitia-panitia yang profesional dan bisa bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diamanatkan kepadanya.
Masa orientasi identik dengan perpeloncoan, bukan hanya perpeloncoan secara fisik namun juga secara mental, tapi berbeda dengan OMBUS tahun ini. Universitas memutuskan untuk menghapuskan perpeloncoan. Tujuannya agar mahasiswa atraktif, dapat menganalisa suatu masalah, dan bertanggung jawab dalam bertindak.
Dengan dihapuskannya perpeloncoan tersebut diharapkan adanya perubahan yang lebih baik dari mahasiswa baru maupun panitia. Jangan sampai OSPEK hanya dilaksanakan sebagai ajang balas dendam dari senior kepada juniornya, tapi kegiatan tersebut harus kembali pada tujuan awal, yaitu pengenalan terhadap kampus serta kader-kadernya, dan pemupukkan watak positif agar mereka memilikki sikap yang benar dan tepat menurut peraturan yang berlaku di kampus. (Intan Ris)
No comments:
Post a Comment