![]() |
Sumber Foto : Google |
Proses belajar dan mengajar adalah dua hal penting dalam dunia yang terdapat interaksi antara pengajar dan pelajar. Baik itu ditingkat sekolah maupun tingkat universitas. Tujuan dari adanya proses belajar dan mengajar ini tentunya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh setiap individu dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagaimana diketahui bahwa belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan, dengan pengertian kegiatan yang terikat oleh tujuan, terarah pada tujuan, dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian merumuskan tujuan yang akan dicapai merupakan aspek terpenting yang harus diperhatikan guru dalam mengajar.
Namun ironisnya, proses belajar
mengajar yang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia kini mulai
menyimpang dan kehilangan arah, karena banyak para pengajar yang hanya sekedar
mengajar hanya untuk menggugurkan kewajibannya dan hanya berorientasi pada upah
atau gaji. Kemudian banyak pengajar yang tidak kompeten dan mengajar pada
bidang yang tidak sesuai dengan pendidikan terakhirnya. Masalah ini sangat
menentukan hasil belajar siswa yang jika diajar oleh guru yang tidak profesional
di bidangnya, maka siswa tersebut tidak akan mendapatkan pengajaran secara
maksimal.
Berdasarkan teori yang saya lihat tentang
masalah ini, guru adalah seorang pendidik yang harus memiliki persyaratan yang
berkaitan dengan kompetensi (kemampuan profesional) dari guru tersebut. Karena
kemampuan profesional yang dimiliki oleh guru akan menentukan kualitas/mutu
dari profesi guru tersebut.
Dalam studi basic Education Quality
(EPP,1992) ditemukan bahwa guru yang bermutu ditentukan oleh 4 faktor utama,
yaitu: (1) Kemampuan profesional, (2) Upaya profesional, (3) Waktu yang
tercurah untuk kegiatan profesional, (4) Akuntabilitas. Seorang peserta didik
tidak akan efisien melakukan pembelajaran jika pengajar/guru tersebut tidak
menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan secara keseluruhan, karena bisa
dilihat dari kemampuan mengajar seorang guru tersebut.
Seorang peserta didik harus
mendapatkan umpan balik (feed back) yang sesuai, semua itu dilihat dari
pentingnya proses belajar mengajar dalam kegiatan pendidikan yang juga
mementingkan peserta didik karena peserta didik berhubungan dengan diperolehnya
umpan balik dalam kegiatan pendidikan yang secara tidak langsung juga
melibatkan pengajar (guru) yang memiliki peran penting dalam aktivitas
pendidikan. Berdasarkan teori kependidikan, setiap kegiatan yang berorientasi
kepada tujuan memerlukan umpan balik dari pelaksanaan usaha pencapaian tujuan
itu. Tanpa adanya umpan balik tersebut, akan sulit untuk dapat diketahui apakah
kegiatan yang sedang dilakukan cukup efektif untuk mencapai tujuan atau tidak.
Dengan memperoleh umpan balik pada kegiatan pendidikan yang sedang berjalan,
pendidik dapat mengubah kegiatan pendidikan yang sedang dilaksanakan itu.
Hal ini tidak semuanya bergantung
pada guru yang mengajar. Orientasi peserta didikpun harus diarahkan pada tujuan
yang positif, karena pada saat ini, orientasi mereka hanya terfokus pada ijazah
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah,
tetapi tidak akan timbul umpan balik dari mereka, dan berarti bahwa proses
belajar berlangsung sia-sia karena tidak ada hasil yang nyata dari peserta
didik.
Adapun peserta didik yang
berorientasi pada prestasi, belajar sungguh-sungguh, namun metode belajarnya
yang kurang efisien. Metode yang mereka gunakan adalah metode I Hear and I See. Mereka hanya sekedar
mendengarkan apa yang diucapkan gurunya dan hanya membaca sekilas, tanpa
pemahaman yang lebih mendalam terhadap apa yang didengar dan dibacanya. Tidak
adanya rasa penasaran untuk lebih menggali lagi suatu hal yang kurang mereka
pahami .
Menurut ahli psikologi Gestalt, seseorang dikatakan belajar
apabila ia memperoleh pemahaman (insight)
dalam situasi yang problematis. Pemahaman tersebut ditandai dengan adanya
peristwa transfer. Dapat diartikan bahwa pemahaman yang diperoleh dari situasi,
dibawa dan dimanfaatkan ke dalam situasi lain yang mempunyai pola dan struktur
yang sama atau hampir sama secara keseluruhan. Oleh karena itu, peserta didik
bukan hanya bersikap teoretis, yang berorientasi pada teori untuk mendapatkan
nilai yang bagus, namun harus ada suatu pengaplikasian dari sesuatu yang ia
dengar dan ia baca untuk dapat diterapkan dalam kehidupan.
Dapat diambil kesimpulan dari
paragraf diatas bahwa setiap kegiatan belajar mengajar perlu adanya aspek
keefektifan di bidang kependidikan maupun di bidang pengajaran. Karena dengan
demikian dapat menghasilkan peserta didik yang lebih berpotensi dan lebih
menguasai bidangnya, semua itu sangat berkaitan dengan seorang pendidik dan
pengajar yang profesional dan dapat mengajar serta mendidik siswa secara
maksimal. Jika seorang pengajar mengajar tidak sesuai dengan keahliannya akan
berdampak negatif terhadap siswa, dan pengajar tersebut seharusnya telah
menguasai mata pelajaran sebelum diajarkan kepada siswa. Seorang peserta didik
pun harus mampu memberikan umpan balik yang nyata, sebagai evaluasi dari proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.
No comments:
Post a Comment