Manifestasi Bahasa Sebagai Cermin Kepribadian - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Saturday, 23 April 2016

Manifestasi Bahasa Sebagai Cermin Kepribadian



Kebobrokan nilai yang terjadi dewasa ini, bukan hanya terkait tentang persoalan moralitas saja. Akan tetapi, merambah pada kegiatan berbahasa yang semakin menyimpang terhadap upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang berkarakter. Contohnya, terkait kesantunan dan etika berbahasa yang dilakukan oleh seorang pembicara dalam menuturkan pertanyaan apa kabar? Jelas pertanyaan ini merupakan stimulus untuk membangun citra komunikasi yang baik. Tapi jika dicermati dengan seksama, pertanyaan apa kabar, tidak tepat apabila digunakan dalam konteks untuk mengetahui kondisi seseorang. Pada saat itu umumnya audience refleks merespon stimulus tersebut dengan menjawab baik, sehat. Padahal seharusnya audience menjawab kabar adalah suatu kondisi yang dimiliki seseorang.

Kondisi diatas menunjukan rendahnya kesadaran seseorang dalam bertutur kata. Hal ini mungkin dikarenakan kebiasaan yang telah mendarah daging dan tujuan berbicara yang asal hanya gagasan atau ide sehingga dimengerti oleh audience. Sama seperti halnya kita menuturkan sebuah kata misalkan untuk menganalogikan sesuatu. Audience mengerti apa yang dimaksud dari kata misalkan. Akan tetapi, karena telah menjadi kebiasaan, mereka lupa bahwa kata misalkan itu salah dan tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kasus tersebut seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Perwujudan nilai yang terlihat sepele. Akan tetapi, sangat berpengaruh terhadap baik-buruknya kegiatan berbahasa seseorang yang menunjukan cerminan kepribadian orang tersebut (Yunus Abidin, 2012:46). Oleh sebab itu, sebagai seorang manusia yang diharuskan untuk memiliki kepribadian yang baik marilah kita membiasakan diri untuk menuturkan kata sesuai dengan kaidah yang sudah berlaku. Misalnya (misalkan), bagaimana (apa) kabar kalian hari ini?

Rini Saraswati
Pers Mahasiswa Universitas Siliwangi.

No comments:

Post a Comment