UNSIL KEMARAU MADING - GEMERCIK MEDIA

Breaking

Sunday, 6 December 2015

UNSIL KEMARAU MADING

Apa yang kita ketahui apabila mendengar istilah Mading? Istilah asingkah? Semua orang pasti mengetahui istilah Mading yang merupakan kepanjangan dari Majalah Dinding. Berbagai pesan, informasi, kabar, pengetahuan dan catatan-catatan untuk dikomunikasikan berada disana. Namun, apakah Mading di Uniersitas Siliwangi berperan sebagaimana mestinya? Apakah terawat dengan baik ataukah sebaliknya?
            Majalah Dinding adalah salah satu media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Mading merupakan media komunikasi paling praktis untuk menciptakan komunikasi antarpihak dalam lingkungan tertentu. Mading tersebar luas di setiap lingkungan kita berada. Di Balai Desa, di SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi begitupula dengan Fakultas selalu terdapat majalah dinding sebagai media komunikasi dan informasi. Hal ini membuktikan bahwa cara inilah yang paling sederhana dan praktis untuk menyampaikan komunikasi. Kita dapat mencurahkan dan mengungkapan apapun gagasan kita melalui tulisan. Tulisan itu dapat kita jadikan salah satu penghias Mading Universitas Siliwangi. Penyajiannya dapat berbentuk tulisan, gambar, ataupun kombinasi dari keduanya.
            Dengan adanya Mading, bermacam-macam informasi dapat disampaikan dengan mudah. Pembaca juga akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru. Bukan hanya itu, mading bermanfaat sebagai wadah kreatifitas dan tempat aspirasi untuk setiap orang. Penulis dapat menuangkan segala pikiran, opini, imajinasi, fantasi dan gagasannya. Semua curahan hatinya terwakili melalui sebuah tulisan. Mading menjadi tempat aspirasi diri pembaca yang telah dituliskan oleh penulis. Sebagai generasi muda, kita harus peka terhadap lingkungan sekitar. Karena tak dapat dipungkiri bawah lingkungan sekitar kita memiliki banyak persoalan yang harus kita ungkap. Bukan untuk dirahasiakan. Namun kita harus mengetahui dan mencari solusi untuk masalah yang sedang terjadi.
            Salah satu upaya untuk meningkatkan minat baca Mahasiswa adalah dengan adanya Majalah Dinding. Dunia akan begitu terasa luas bila kita senang membaca. Dunia sudah berada digenggaman kita apabila kita mau untuk membaca. Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan diberbagai bidang. Semakin sering membaca, maka pengetahuan akan terus bertambah. Tanpa kita sadari, kecerdasan kita akan terus meningkat melalui membaca. Ini adalah bukti bahwa Mading adalah jembatan penghubung untuk menambah pengetahuan, ketangkasan berfikir dan terbentuknya kecerdasan.
            Namun realitanya bahwa saat ini Universitas Siliwangi mengalami kemarau Majalah Dinding. Mading disetiap penjuru Fakultas seperti hanya sebagai penghias saja. Tak berperan dan berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini perlu dicari apa penyebabnya dan bagaimana untuk mengatasi kemarau ini. Kita tak bisa berdiam diri melihat wadah kreatifitas terbengkalai tak bermanfaat. Perlu ada aksi nyata untuk mengatasi permasalahan ini.
            Beberapa faktor pendorong terjadinya kemarau Mading adalah masih banyak Mahasiswa yang menganggap remeh peran Mading. Mahasiswa cenderung acuh dan tak ada hasrat untuk melirik Mading. Kurangnya pengetahuan Mahasiswa mengenai manfaat Mading dan pengetahuan jurnalistikpun menjadi faktor pendorong kemarau mading.
            Maka dari itu kita harus mencari solusi tepat agar kemarau Mading tak berkepanjangan. Kunci sukses dalam pembuatan Mading adalah seperti slogan ‘Dari Mahasiswa untuk Mahasiswa.’ Slogan itu berarti bahwa harus ada kedekatan antara pemberi informasi dengan pembaca informasi. Manajemen redaksi perlu meningkatkan atau bahkan mencari ide baru untuk menciptakan Mading yang lebih menarik perhatian Mahasiswa untuk membaca. Memberi nuansa baru pada Mading dan memberikan informasi terbaru yang sedang hangat.
            Mahasiswa juga perlu adanya rasa kepekaan untuk melihat lingkungan sekitar. Aktif mencari tahu mengenai informasi dan ikut berperasan untuk memberi saran dan kritik terhadap masalah yang sedang terjadi. Janganlah menjadi Mahasiswa yang pasif. Namun kita perlu menjadi Mahasiswa yang aktif. Aktif dalam berbagai bidang. Aktif dalam hal positif. Menjadi Mahasiswa yang sesuai fungsinya dan berperan untuk menjadi penggerak perubahan.
            Maka dari itu, kita sebagai Generasi Siliwangi perlu untuk menggerakan kembali dan membangun bersama peran Majalah Dinding. Majalah Dinding akan kembali berfungsi bila adanya kebersamaan, kerja sama dan sikap saling menghargai antara penulis dengan pembaca. Marilah kita lestarikan Mading dan menghapus kemarau Mading yang sedang terjadi. Jika bukan Generasi Siliwangi yang melestarikan Mading, siapa lagi? Jika tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi?

(Siska Fajar Kusuma-Pers Mahasiswa Universitas Siliwangi)

No comments:

Post a Comment