Menyandang
sebuah gelar sarjana adalah impian semua orang. Tidak hanya saya atau pun anda,
bahkan para petinggi negeri ini pun menyandang gelar sarjana dari satu langkah
awal, yaitu “MIMPI”. Karena jika hanya menjalani mengikuti alur kita tidak akan
tau ke arah mana kita harus melangkah dan tidak ada sesuatu yang harus
diperjuangkan dan dicapai.
Mahasiswa
sendiri mempunya pandangan tersendiri dari banyak orang. Mereka yang “ber-uang”
dan “cerdas” sangat lekat dengan kata “MAHASISWA”. Kenapa ber-uang? Karena
untuk sampai di bangku perguruan tinggi membutuhkan biaya yang tidak sendikit.
Dan mereka yang tidak seberuntung itu, harus mempunyai cara untuk sampai ke
bangku perkuliahan. Cerdas, untuk mendapatkan beasiswa. Maka saya atau anda
yang duduk di bangku perkuliahan ialah orang-orang terpilih.
Namun
menurut saya, untuk mencapai mimpi kita hanya butuh keyakinan, perjuangan, dan
melekatkan Tuhan dalam hati kita. Karena setiap niat baik tidak pernah dibalas
keburukan oleh-Nya. Dan tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dan
berdoa.
Seiring
bergantinya jaman, berubah pula pola fikir masing-masing anak bangsa. Banyak
dari mereka yang membiarkan dirinya mengambang impiannya dengan perubahan
jaman. Karena hal tersulit untuk bertahan menjadi yang terbaik, adalah menahan
diri tergerus oleh jaman. Seperti gaya hidup yang mengikuti kebarat-baratan.
Tak
sedikit mahasiswa yang lupa perannya sebagai makhluk sosial karena terlalu
individualism, lupa perannya sebagai pelajar karena masuk ke kelas untuk
menerima materi pelajaran tidak sepenting itu bagi mereka, lupa perannya
sebagai penaik derajat keluarga karena terlalu sibuk bersenang-senang dengan
lingkungan barunya, lupa bahwa mereka adalah bibit unggul bangsa Indonesia.
Kode etik yang kini mereka sisihkan dan lebih memilih hidup masing-masing untuk
dirinya sendiri dan kepentingannya sendiri.
Seharusnya
sebagai penerus bangsa kita mampu melawan budaya barat yang mengecohkan gaya
hidup kita sebagai pemegang budaya timur. Bukan malah mendukung dan ikut serta
dalam kelompok budaya barat. Menjadi mahasiswa yang saling menghargai setiap
waktu dan segala jerih payah orang tua atau dirinya sendiri untuk mencari biaya
kuliah. Juga menghargai semua orang, meninggi tanpa menurunkan orang lain, bangkit
tanpa menjatuhkan orang lain, menjadi terbaik tanpa memperburuk yang lain.
Menjadi
mahasiswa aktif dan berjuang untuk bangsanya dengan ilmu yang kelak ia capai.
Semua begitu mudah dijalani jika dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja
ikhlas.
(Iftihal Muslim
Rahman-Pers Mahasiswa)
No comments:
Post a Comment