Tim Gemercik mewawancarai Ketua Pelaksana yaitu Adi Samsul. Namun ada rasa kekecewaannya terhadap Pemerintah, “Tema dari acara ini adalah pelestarian budaya tradisional sebagai upaya menyikapi perkembangan zaman. Kami memilih tema ini dilatarbelakangi oleh budaya tradisional yang mulai terkikis oleh budaya asing. Seperti yang kita tahu bahwa budaya asing tidak sesuai dengan karakter bangsa. Sebenarnya acara sudah dimulai pada tanggal 10 November 2015 kami mengadakan upacara di Taman Makam Pahlawan dan diisi dengan materi. Lalu di tanggal 4 Desember ada seminar. Lomba tari tradisional hari ini diikuti oleh siswa SMA se-Jabar. Ada dari Cirebon, Garut, Banjar, Ciamis dan ada juga Tasik. Namun saya merasa kecewa terhadap pemerintah, karena pemerintah hanya melegalkan acara ini. Pemerintah tidak terlalu mendukung dan tidak ada partisipasinya dalam acara ini. Menurut saya pemerintah terlalu fokus pada acara luar, padahal kami ssebagai mahasiswa butuh perhatian dari pemerintah.”
Maia yang merupakan salah satu peserta dari SMA 18 Garut memberi komentar mengenai acara tersebut. “SMA saya mengirimkan 2 grup yang terdiri dari 3 orang setiap grupnya. Grup yang pertama menampilkan tari Katumbiri dan yang satunya lagi adalah tari Bentang Mojang. Kami mengikuti perlombaan ini karena ingin melestarikan budaya sunda agar tidak punah dan saya bersama teman-teman tergabung dalam esktrakulikuler karawitan. Untuk kedepannya saya ingin sarana prasarana diperbaiki contohnya saja panggung,” ungkapnya.
Semoga harapan dari Ketua Pelaksana bahwa perlu adanya peran dan pastisipasi Pemerintah bisa terlaksanakan di acara berikutnya. Dan semoga harapan dari salah satu peserta juga menjadi evaluasi panitia untuk kedepannya.
Reportase : Rekha Aprillia, Ria Rostika, Siska Fajar Kusuma
No comments:
Post a Comment